Program OEE bukanlah sebuah program baru bagi perusahaaan manufaktur. Bahkan tidak sedikit juga perusahaan manufaktur yang berlomba-lomba untuk meningkatkan score OEE mereka. Karena dari standard kelas dunia 85%, seringnya perusahaan manufaktur Indonesia bergerak di level 40-65%.
Untuk itu, melalui seminar setengah hari bertajuk ‘The Power of OEE’, SSCX International bersama Vorne berusaha mengajak perusahaan untuk lebih aware terhadap pemangkasan aktivitas-aktivitas produksi yang merugikan.
Hal ini dijelaskan oleh Suwandi, Direktur SSCX International seusai acara tersebut. “Tujuan kami mengadakan seminar ini adalah untuk membuat orang lebih aware lagi terhadap OEE, karena banyak orang selama ini salah kaprah tentang OEE,” ungkapnya.
Masih menurut Suwandi, banyak perusahaan menganggap OEE itu hanya sebuah metrik saja. “Padahal OEE itu lebih dari sekedar metrik. Sebenarnya konsep dasar OEE ini berfokus pada bagaimana menghilangkan aktivitas produksi yang merugikan, tapi perusahaan malah fokus pada bagaimana meningkatkan angka nya supaya tinggi,” pungkasnya.
Hal ini pun dibenarkan Riyantono, salah satu konsultan senior SSCX yang juga menjadi pembicara di acara tersebut. “Ada banyak sekali losses yang terjadi dalam day-to-day manufacturing proses yang sering kali tidak disadari perusahaan. Jika perusahaan sudah mulai aware akan pentingnya menghilangkan berbagai macam losses ini, tentu hal ini juga akan berdampak pada operational cost perusahaan,” jelas Riyan.
Acara yang diadakan di Grand Zuri Hotel Jababeka pada 23 Mei itu mendapat antusiasme cukup tinggi dari para peserta yang hadir. Salah satunya Herman, seorang manajer untuk Production Planning & Control di PT. Gramedia Printing, menurutnya acara tersebut memberikan dia dua wawasan baru terkait OEE. “Ada yang beda dari informasi yang disampaikan tadi, menurut saya ada dua faktor lagi yang baru saya tahu, yaitu productivity dan quality,” jelasnya.
Begitupun yang dikatakan Agus, seorang engineer dari PT. Muliaglass, “di tempat kami (Mulia Group-Red) itu kan ada beberapa pabrik, rencananya kami memang ingin mengadakan lomba OEE. Karena pembicaranya cukup kompeten, saya jadi lebih tahu cara menghitung OEE,” ungkap Agus.
Acara yang ramai dihadiri oleh berbagai perusahaan manufaktur di Indonesia, seperti Coca-Cola Indonesia, Tempo Scan Pacifik, Jotun Indonesia, Astra Otoparts, dan berbagai perusahaan produksi lainnya ini pun rencananya akan kembali diadakan pada Juni ini. “Iya, event ini memang akan be local, artinya kita mengadakannya di daerah-daerah yang dekat dengan kawasan industri,” tutup Suwandi.***RR