Salah satu tantangan terbesar bagi para praktisi Six Sigma di bidang jasa keuangan adalah mengembangkan kemampuan untuk mengenali aktivitas waste.

Berikut 4 jenis aktivitas waste lainnya yang paling sering dilakukan oleh sebagian besar orang di hampir setiap perusahaan:

Waste No.4: Inventory

Work-in-process yang berlebihan dari apa yang dibutuhkan pelanggan – Waste inventory ini pertama kali dikenal di industri manufaktur karena inventori lah yang paling mudah terlihat.

Namun, dalam bidang jasa keuangan, inventori termasuk masalah besar karena tidak mudah terlihat. Inventori di jasa keuangan, adalah seperti dokumen proses dari pelanggan yang tertunda, baik itu dalam program yang terkomputerisasi ataupun dalam bentuk fisik, penelepon yang ditahan, orang yang berdiri di antrian cabang, dan lain sebagainya.

Inventori yang berlebihan ini adalah akibat dari produksi yang berlebih. Dalam prinsip lean, inventori diproduksi segera saat ada permintaan dari pelanggan atau dalam kata lain, menyediakan inventori hanya untuk jangka pendek.

Waste No.5: Waiting

Penundaan dari satu tahap ke tahap berikutnya hingga proses selesai dan saat tahap awal proses dimulai lagi – Salah satu aktivitas yang bisa dibilang paling boros adalah membuat pelanggan menunggu. Dengan kelalaian ini, tentu kempetitor akan menangkap peluang untuk bisa menawarkan layanan yang lebih cepat. Hal apapun dalam suatu proses yang membuat pekerjaan jadi lebih lama untuk dip roses harus dihilangkan. Karena begitu banyak kegiatan dalam bidang layanan tidak mudah terlihat oleh mata, maka proses pemetaan (flowcart, dan value stream) sangat penting untuk mengidentifikasi keterlambatan proses.

Waste No.6: Defects

Setiap aspek dari layanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pelanggan – Memproduksi sebuah produk atau jasa yang tidak akan dibayar oleh pelanggan atau yang membuat pelanggan memilih jasa perusahaan lain adalah satu bentuk waste yang paling jelas.

Baca juga  4 Budaya Unik di Netflix, Wajib Tahu!

Prakrek Six Sigma didesain sejak lama untuk mengurangi atau meminimalkan kemungkinan produk yang cacat atau tidak sempurna. Dalam bidang jasa, untuk meminimalkan defect ini adalah mencegah kemungkinan hilangnya informasi, hal ini akan memacu peningkatan pekerjaan yang diselesaikan sesuai tenggat waktu.

Dampak dari layanan yang cacat ini, bisa saja dirasakan pelanggan dengan menyampaikan keluhannya kepada staf customer service. Demi menumukan solusi yang tepat, layanan yang cacat ini harus ditelusuri kembali di tempat kejadian itu terjadi.

Waste No.7: Overproduction

Produksi output atau layanan di luar dari apa yang paling dibutuhkan segera oleh pelanggan – Memberikan layanan sebelum dibutuhkan pelanggan adalah jenis overproduksi yang umum di bidang jasa. Solusi untuk overproduksi adalah untuk memeriksa proses dan melihat mengapa staf tidak bekerja dengan cara yang mencerminkan kebutuhan pelanggan yang sebenarnya.

Pengaturan dalam sistem komputer untuk mendahulukan produk atau layanan prioritas pelanggan juga dapat menjadi solusi yang sesuai.***RR/RW

sumber: isixsigma.com