Pada musim semi 2010, New United Motor Manufacturing Inc. (NUMMI) yang terkenal sebagai hasil Joint Venture Toyota Motor Corp. dan General Motors Co., telah resmi “tutup pintu”. Sebagai seorang yang pernah menjadi bagian dari cerita panjang perjalanan perusahaan yang pertama kali di buka pada tahun 1984 itu, John Shook sering mendapat pertanyaan, “Apa yang telah anda lakukan untuk mengubah budaya di NUMMI secara dramatis dalam waktu yang singkat?”

Dengan singkat pula, Shook menjawab, “Kami menerapkan praktek manajemen Toyota Production Systems (TPS)”. Namun, menurut Shook jawaban tersebut tidak cukup menjelaskan atas pertanyaan yang di tujukan kepada dirinya.

Hingga pada suatu waktu, dalam sebuah acara perkumpulan para praktisi lean dan lean startup yang diselenggarakan di New York, April lalu, John Shook mendapatkan kesempatan menjadi keynote speaker dalam acara tersebut.

Dalam pemaparannya, Shook menilai bahwa Lean adalah tentang bagaimana mengubah organisasi dan juga individu yang ada di dalamnya.

Bagaimana Shook menjelaskan peran Lean dalam mengubah organisasi dan juga individu yang ada di dalamnya? Berikut hasil kutipannya:

Lean adalah Sistem Pembelajaran Bagi Organisasi dan Individu

“Lean sering kali disalahartikan sebagai pengurangan jumlah karyawan, outsourcing atau lain sebagainya. Pemikiran seperti itulah yang menjadi persepsi dasar dalam memulai penerapan lean.  Padahal, makna dari konsep lean yang sebenarnya adalah membuat segala sesuatunya menjadi lebih baik dengan mengembangkan orang-orang untuk memecahkan masalah dan terus berinovasi. Lean adalah sebuah sistem pembelajaran.

Dan satu hal lagi, Lean bukanlah sebuah tindakan atau asumsi yang langsung melompat pada kesimpulan.Apa yang ingin kita lakukan adalah mengembangkan praktek untuk membantu satu sama lain, sehingga kita bisa membuat keputusan berdasarkan ilmu pengetahuan, dan inilah yang saya sebut seni dan kerajinan dari ilmu pengetahuan.”

Baca juga  Tidak Cukup Hanya Berusaha, Sukses itu Berani Berinovasi!

Bagi Organisasi

Kecuali kita memang bermaksud untuk mengajukan kepada pihak menajemen dalam konteks bagaimana membuat pekerjaan selesai, semua hal lain yang tidak berhubungan dengan hal tersebut hanyalah sebuah obrolan abstrak yang tidak memiliki arti apapun.

Lean manajemen tidak mengacu pada bagaimana mendapatkan jawaban yang paling tepat, namun lebih mencari jawaban dengan mengeskplor berbagai permasalahan dengan keterlibatan antar individu melalui konsep ‘learning by doing’.

Perubahan apapun yang anda lakukan, mengubah sistem adalah hal pertama yang harus dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengubah nilai-nilai dan sikap yang selama ini tertanam di dalam organisasi. Dan inilah yang menjadi dasar pemikiran yang tepat dalam praktek penerapan lean. Biasanya setiap orang memiliki permasalahan yang sama, yaitu senang sekali menyembunyikan masalah; jadi dengan praktek Lean, budaya inilah yang harus diperbaiki.

Misalnya, dengan proses problem solving A3 yang berfungsi membantu karyawan memecahkan masalah dalam pekerjaannya. Dengan menuliskan cerita bagaimana permasalahan itu timbul, hal ini membuat para karyawan belajar menjadi problem solver bagi permasalahannya sendiri dan bahkan timnya.”

Bagi Individu

“Kita perlu melibatkan semua orang, baik itu hanya 5, 1.000 atau bahkan 200.000 orang dalam menemukan dan memecahkan masalah yang ada dalam organisasi dan melakukan eksperimen atu uji coba terus menerus. Selain itu, kita juga harus bersikap terbuka dan menerima bahwa setiap orang itu berkesempatan untuk melakukan kesalahan dan gagal namun tetap yakin bahwa mereka juga memiliki kesempatan yang besar untuk berhasil.

Apa yang bisa kita pelajari adalah bagaimana menjadi seorang investigator. Karena dengan sikap tersebut, itu akan membebaskan kita untuk terus melakukan upaya perbaikan melalui uji coba. Cobalah untuk terus mencari tahu apa yang belum kita pahami dari pekerjaan kita. Dengan cara tersebut, kita menjadi sosok yang gigih untuk terus melakukan cara-cara yang lebih baik, baik bagi pelanggan, organisasi dan orang-orang lainnya di lingkungan organisasi.”

Baca juga  12 Prinsip Agile 

Sumber: www.lean.org