Dalam artikel sebelumnya mengenai penjelasan umum Overall Equipment Effectiveness (OEE), disebutkan bahwa hirarki OEE terdiri dari dua langkah top-level dan empat langkah dasar. Kali ini kami akan membahas keduanya secara lebih mendalam.
Dua Langkah Top-Level
OEE dan Total Effective Equipment Performance (TEEP) adalah dua metode pengukuran yang berfungsi untuk mengetahui efektifitas penggunaan dan pemanfaatan mesin, peralatan, waktu serta material dalam sebuah sistem operasi di industri manufaktur. Keduanya saling berhubungan erat, dan akan mendefinisikan secara langsung perbedaan antara performa aktual (status operasi dan produksi yang saat ini tengah berjalan) dan performa ideal (target yang harus dicapai).
OEE akan mengualifikasi tingkat kualitas dari performa unit manufaktur, berhubungan dengan kapasitas mesin selama periode produksi yang telah dijadwalkan. akan memberikan data akurat mengenai performa setiap unit manufaktur.
TEEP mengukur OEE dengan cara membandingkannya dengan rentang waktu. Misalnya, 24 jam per hari atau 365 hari pertahun.
Empat Langkah Pengukuran Mendasar
Terdapat empat matriks yang mendasar, yang akan memberikan pemahaman mengenai mengapa dan bilamana gap antara OEE dan TEEP terjadi.
Empat pengukuran tersebut yaitu:
- Loading: Bagian dari pengukuran TEEP yang merepresentasikan bagian dari waktu total yang dijadwalkan untuk beroperasi.
- Availability: Bagian dari pengukuran OEE yang merepresentasikan bagian dari waktu terjadwal ketika unit produksi siap beroperasi. Sering disebut sebagai Uptime.
- Performa: Bagian dari pengukuran OEE yang merepresentasikan kecepatan dimana Work Center berjalan sebagai bagian dari kecepatan desainnya.
- Kualitas: Bagian dari pengukuran OEE yang merepresentasikan Good Units yang diproduksi sebagai bagian dari Total Units Started. Dikenal juga degan sebutan First Pass Yield (FPY).
Adapun artikel mengenai cara perhitungan OEE dan TEEP akan dijelaskan dalam artikel selanjutnya.