Untuk bisa bertahan hadapi tantangan dan krisis yang tidak terduga, organisasi harus memiliki strategi baru. Strategi baru tersebut adalah tentang beradaptasi secara konstan, untuk berubah dalam lanskap yang terus berubah.

Ya, organisasi harus menerima perubahan dengan mensyaratkan metode baru, memaksa para pemimpin untuk memahami peran dan tanggung jawab organisasi dalam konteks yang lebih holistik, ibarat mengemudikan mobil balap dengan kecepatan tinggi di sirkuit ketika elemen cuaca ekstrim, mereka harus lebih siap menghadapi tantangan dramatis yang bisa muncul setiap detiknya. Setiap perubahan arah harus dicermati mengingat tingkat keefektifan suatu organisasi tergantung pada sejauh mana kemampuan mereka dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut.

Mengarah pada Efektivitas

Pada dasarnya semua perubahan yang dilakukan oleh organisasi diarahkan untuk meningkatkan efektivitas organisasi dengan tujuan mengupayakan perbaikan kemampuan organisasi dalam menyesuaikan diri, menghadapi perubahan lingkungan juga perubahan perilaku anggota organisasinya.

Dalam mengelola perubahan, organisasi harus memfokuskan diri untuk meningkatkan kemampuannya dalam memanfaatkan tantangan dan peluang yang muncul. Artinya, organisasi membutuhkan perubahan perilaku manusia dan perubahan proses untuk berhasil. Disinilah organisasi membutuhkan peran manajemen perubahan, khususnya mengelola akibat-akibat yang dimungkinkan terjadi ketika perubahan berlangsung.

Ada dua hal yang bisa mendorong perubahan di organisasi, yaitu karena faktor internal dan faktor eksternal. Perubahan internal atau yang berasal dari dalam organisasi, biasanya disebabkan oleh:

  1. Perubahan perangkat keras organisasi (hard system tools) yang biasa disebut dengan struktural meliputi perubahan srategi, struktur organisasi dan sistem, serta
  2. Perubahan perangkat lunak organisasi (soft system tools) atau perubahan kultural yang meliputi  perubahan perilaku manusia dalam organisasi, kebijakan sumber daya manusia dan budaya organisasi.

Sedangkan perubahan eksternal atau yang berasal dari luar organisasi seperti perubahan teknologi yang semakin terintegrasi ke dalam sistem. Untuk diketahui bahwa setiap perubahan organisasi harus merangkul semua komponen organisasi termasuk struktur, strategi, sistem, dan perilaku manusia di dalamnya. Ini dimaksudkan agar efektivitas perusahaan bisa meningkat, menjadikan organisasi dinamis dalam menghadapi perkembangan jaman.

Baca juga  12 Prinsip AgileĀ 

Langkah yang Harus Diambil

Agar perubahan dapat diterima dan dipahami oleh semua pihak, maka kita perlu menjalankan setiap langkahnya dengan benar. Adapun langkah-langkah tersebut meliputi :

  • Sosialisasi.

Tahap pertama yang harus dilakukan dalam memulai perubahan adalah melakukan sosialisasi ke semua stakeholder yang melaksanakan dan mereka yang akan terdampak oleh perubahan. Kita perlu menjelaskan hal-hal mendasar tentang perubahan, termasuk alasan mengapa kita harus berubah.

  • Pemahaman.

Melalui sosialisasi, semua orang diharapkan memiliki pemahaman yang sama akan pentingnya perubahan yang dilakukan oleh organisasi. Pelaku perubahan haruslah memahami alasan mengapa perubahan itu dilakukan, dan apa manfaat serta pengaruh perubahan itu bagi mereka secara pribadi maupun bagi perusahaan.

  • Komitmen

Setelah mendapatkan sosialisasi dan pemahaman, seluruh anggota organisasi diminta untuk memiliki komitmen agar perubahan dapat terwujud.

  • Implementasi

Implementasi merupakan point terpenting agar perubahan dapat berjalan sesuai dengan rencana organisasi. Perubahan hanya terjadi ketika komitmen yang disepakati dilaksanakan secara nyata.

  • Komunikasi

Implementasi dapat berjalan dengan komunikasi yang efektif dan intens untuk memastikan jalannya perubahan.

  • Evaluasi

Tindak lanjut berupa evaluasi/audit dilakukan sebagai langkah pengawalan agar perubahan yang terjadi sesuai dengan yang diharapkan, dan jika perlu dilakukan tindakan koreksi.