Para top eksekutif telah mulai memahami bahwa untuk menciptakan satu bisnis yang hebat, perusahaan membutuhkan tujuan yang lebih besar, sesuatu yang mampu melampaui garis batas tradisional. Bakat-bakat terbaik nantinya akan tertarik pada perusahaan yang memiliki tujuan yang lebih luas. Akan tetapi, mendefinisikan tujuan saja tidak cukup.
Tujuan hanyalah langkah awal, tetapi yang membuat orang-orang sangat suka bekerja, adalah passion. Pastinya, semua orang ingin menyukai apa yang mereka lakukan, dan mereka pun ingin dikelilingi atau berada di lingkungan yang juga memiliki minat yang sama.
Sayangnya, menjadi tantangan terbesar bagi para pemimpin karena tidak ada teori formal bagaimana menciptakan, mempengaruhi, dan mengukur level ‘passion’ dari setiap karyawan.
Seorang karyawan yang memiliki ‘passion’ adalah mereka yang memperhatikan apa saja dan bagaimana strategi-strategi dan taktik yang dibuat oleh perusahaan, seseorang yang terlibat dan selalu ingin tahu, sering bertanya apapun proses yang sedang dilakukan oleh perusahaan dan apa yang dapat mereka berikan untuk mencapai keberhasilan proses tersebut.
Yang pasti, mereka melakukannya bukan karena perintah dari orang lain, melainkan karena keinginan mereka sendiri.
Para pemimpin harus menyadari bahwa setiap orang, para karyawan sekalipun, menginvestasikan waktu mereka untuk bekerja karena meerka ingin memberikan satu perbedaan yang lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena itu, para pemimpin harus terus menumbuhkan ‘passion’ setiap karyawannya untuk mendukung apa yang mereka inginkan. Berikut adalah 5 cara untuk membangkitkan ‘passion’ karyawan yang mampu menghasilkan kinerja yang luar biasa.
- Ijinkan Mereka untuk Mengutarakan Pikiran dan Emosi Mereka
Seringkali digunakan istilah ‘emosi’ untuk penggunaan kata-kata yang kasar, terutama jika digunakan di kantor. Namun, kata-kata seperti inspirasi, antusiasme, motivasi, dan ketertarikan pun merupakan ‘emosi’. Tanyakan apa yang menjadi ‘emosi’ setiap karyawan (baik dan buruknya), dan hal tersebut akan menjadi petunjuk utama untuk mengembangkan ‘passion’ mereka.
- Rekrut Orang-orang yang Memilki ‘Passion’ Tinggi
Salah satu cara untuk mendapatkan karyawan yang memiliki ‘passion’ tinggi ke dalam perusahaan adalah dengan mengandalkan mereka yang telah bekerja di perusahaan tersebut. Buat program intensif yang fleksibel yang memberikan rewards kepada mereka yang membawa calon-calon baru yang sesuai dengan budaya perusahaan.
- Berikan Semangat
Temukan cara terbaik untuk berbagi dan merayakan ‘passion’ dari tim. Tingkatkan buletin perusahaan dengan merekam kegiatan yang dilakukan oleh setiap karyawan atau temukan kesempatan-kesempatan baru yang menjadi inspirasi perusahaan.
- Jangan Menghambat Kreatifitas Karyawan
Berikan setiap karyawan otonomi untuk melakukan pekerjaan yang menarik minat mereka. Mereka akan menghasilkan satu pekerjaan yang luar biasa ketika pemimpin memberikan kebebasan pada mereka untuk menyumbangkan kreatifitas pada bidang yang mereka sukai.
- Bagikan ‘Situasi’ kepada Karyawan
Sebagian besar perusahaan tujuan dan misi tertulis. Sayangnya, tujuan dan misi tersebut hanya menyumbang sebagian kecil dukungan untuk membangkitkan semangat dan ‘passion’ para karyawannya. Salah satu tugas dan tanggung jawab pemimpin perusahaan adalah menciptakan satu situasi dengan menghubungkan tugas karyawan dan misi organisasi, mengapa dan apa tujuan mereka melakukannya. Pemimpin yang mampu menciptakan koneksi antara ‘passion’ dan misi akan dapat mendorong organisasi menuju tinkat kinerja yang baru.
Setiap organisasi mempunyai potensi untuk membuat sesuatu yang menghasilkan perubahan yang luar biasa. Peran pemimpin di sini adalah menumbuhkan ‘passion’ dan mempertahankannya setiap saat, atau dengan kata lain mengadvokasi sumber kekuatan diri mereka dan memperjuangkannya untuk membawa satu perubahan positif setiap waktunya. Memang tidak semua karyawan memiliki ‘passion’ dan semangat untuk tujuan yang sama, dan hal tersebut pasti sesuatu yang wajar. Karena selalu terjadi pro dan kontra dalam setiap hal, begitupun dalam menciptakan budaya perusahaan.***
Sumber: hbr.org