Banyak inisiatif perubahan hanya berasumsi bahwa orang-orang akan mengubah pola pikir dan perilaku mereka setelah elemen-elemen formal seperti arahan dan insentif mulai diterapkan. Namun, justru yang jauh lebih penting bagi keberhasilan dari setiap inisiatif perubahan adalah memastikan bahwa perilaku sehari-hari karyawan mencerminkan upaya perubahan itu sendiri.

Mengutip bptrends, penulis Geary Rummler dalam bukunya Improving Performance, dia mengidentifikasi adanya tiga tingkatan kinerja yaitu Organisasi (organization), Proses (process), Pekerjaan (job) yang harus direncanakan, dirancang dan dikelola agar organisasi manapun mencapai hasil yang konsisten. Dia selalu menekankan bahwa tempat kinerja sebenarnya terjadi di level pekerjaan. Artinya, jika ingin proses perbaikan berhasil maka harus melekat ke dalam tugas sehari-hari orang yang melakukan proses tersebut.

Menurutnya, jika seseorang menginginkan kinerja yang efektif maka dia harus bekerja bukan sebagai entitas independen yang melakukan pekerjaan secara silo tetapi bekerja dalam sistem. Setiap orang harus memahami bahwa setiap pekerjaan yang mereka lakukan memiliki konsekuensi terhadap anggota tim lain, jadi adalah penting bagi setiap orang untuk melakukan yang terbaik dalam pekerjaannya. Contoh yang baik yang bisa ditiru adalah bahwa pemimpin senior harus bisa mencerminkan pola pikir dan cara berperilaku yang baik sejak awal. Karena karyawan akan percaya perubahan yang nyata terjadi hanya ketika mereka melihat hal itu terjadi di bagian atas organisasi/ para pemimpin mereka.

Adapun salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan performa terbaik karyawan adalah dengan membantu membuka potensi mereka sebenarnya. Hal ini bisa dilakukan melalui pengambilan data perilaku, melakukan penilaian, dan memberikan solusi hasil analisa secara komprehensif untuk menilai dan mencocokkan kemampuan mereka dalam pekerjaan. Data ini yang akan menjadi bahan evaluasi berkelanjutan. Cara penilaiannya pun tidak rumit karena mengarah pada prefensi masing-masing seperti membuat pengakuan atas apa yang mereka rasakan selama ini dalam menjalankan aktivitas pekerjaan. Hasil analisa ini tentu juga akan membantu para karyawan khususnya memahami karakternya.

Baca juga  Membangun Kultur Kerja Berkualitas Melalui Program Behavior Improvement

Membangun dan Melatih Team

Terdapat hubungan kausal yang amat kuat antara keberhasilan penerapan program Continuous Improvement (CI) dengan perilaku kerja orang-orang yang terlibat didalam program tersebut, khususnya mereka yang berada pada posisi ‘garda depan’ (front-liners). Menurut beberapa literatur mengenai CI, value dari suatu barang atau jasa yang diproduksi paling banyak dihasilkan di segmen terbawah piramida hirarki perusahaan (Womack & Jones, 2003). Dengan demikian, tim di garda-depan memiliki peran yang sangat besar dalam inisiatif CI dan kesuksesannya. Lalu, perilaku seperti apa yang harus ditunjukkan oleh tim kerja atau tim proyek di garda-depan untuk mensukseskan program CI perusahaan?

Beberapa perusahaan berusaha untuk menemukan jawaban dengan cara melakukan benchmark, melihat perbedaan antara tim yang sukses menjalankan proyek dengan mereka tim yang belum sukses untuk mengetahui dan kemudian menetapkan perilaku tim yang paling sesuai dan paling efektif untuk kesuksesan program perbaikan di perusahaan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter bisnis. Setelah mendapatkan set karakter yang terdiri atas perilaku dan cara kerja sehari-hari yang harus dimiliki dan dikuasai oleh tim garda-depan, kini saatnya untuk mulai bergerak memperkenalkan dan menanamkannya kepada karyawan. Tantangannya adalah, mengubah perilaku tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi tentu saja, itu bukanlah hal yang mustahil; ini sangat mungkin dilakukan, apalagi jika tim anda telah diperkenalkan atau telah akrab dengan prinsip-prinsip Continuous Improvement.

Organisasi yang ingin terus meningkatkan performa bisnis juga tidak akan ragu untuk berinvestasi dalam melatih change agent yang nantinya akan mendorong behavioral change. Mereka akan menunjukkan kepemimpinan yang adaptif dan menguasai penggunaan teknik-teknik problem solving yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dalam organisasi.

Baca juga  Mengapa Project Improvement Perlu di-Coaching?

Baca artikel selanjutnya tentang SSCX yang sukses menyempurnakan layanan problem solving business process dan operational excellence dengan membuat terobosan layanan yang end to end disini.