Di masa ekonomi bersaing saat ini, perusahaan terus berupaya untuk melakukan perubahan dan perbaikan terus-menerus untuk menjadi yang terbaik di antara yang terbaik. Salah satu upaya perbaikan dan perubahan yang dilakukan adalah dalam hal budaya organisasi.

Tidak dapat dipungkiri, budaya organisasi merupakan salah satu aspek penting untuk mewujudkan perusahaan yang berbasis pada operational excellence. Pastinya, tanpa budaya yang baik, perusahaan tidak akan mampu untuk melakukan perbaikan secara menyeluruh dan hal tersebut menjadi salah satu penyebab keuntungan finansial sulit tercapai.

Sebagian besar perusahaan menggunakan kecerdasan dan pengambilan keputusan yang cepat untuk mendorong munculnya kreativitas. Hal itulah yang dikembangkan dan dipertahankan selama bertahun-tahun, hingga akhirnya menjadi salah satu budaya dari perusahaan. Namun, ketika perusahaan tiba pada masa-masa mereka bertumbuh lebih besar dan mengalami persaingan ketat pada masa ekonomi global yang berbasis pada Masyarakat Ekonomi Asean, kecerdasan dan pengambilan keputusan yang cepat saja tidak cukup kuat untuk menjadi benteng pertahanan.

[cpm_adm id=”10097″ show_desc=”no” size=”medium” align=”right”]

Perlu dilakukan transisi atau pergeseran budaya organisasi untuk membuat perusahaan tetap mampu bertahan menghadapi persaingan tersebut. Salah satu transisi yang dapat dilakukan adalah merubah budaya yang berbasis pada pengambilan keputusan tersebut menjadi budaya organisasi yang inovatif dan berbasis pada pengembangan ide-ide dari setiap anggota. Lalu, bagaimana untuk bisa menerapkan budaya inovatif tersebut dengan sukses?

  1. Mengidentifikasi Asal Mula Inovasi

Yang menjadi titik awal adalah membangun apa yang membuat perusahaan menjadi lebih inovatif, dan memastikan kondisi ini tetap terpelihara. Misalnya, perusahaan yang berbasis layanan pastinya akan melakukan berbagai cara untuk tetap dekat dengan para pelanggan. Hal itu membuat perusahaan menjadikan pendekatan tersebut untuk memecahkan masalah. Masukan dari pelanggan adalah inovasi dan ide untuk mereka melakukan perbaikan. Setelah inovasi ini diidentifikasi, perusahaan kan mampu membuat strategi baru.

  1. Menghilangkan Unsur Politik
Baca juga  Webinar Panduan Pembuatan Laporan Proyek Improvement

Menghindari unsur birokrasi sangatlah penting, tetapi hal ini akan memunculkan terjadinya penghindaran risiko yang mengakibatkan kurangnya kecepatan, penghalang nyata bagi munculnya inovasi. Alih-alih mengadakan pertemuan atau rapat formal, akan lebih baik untuk mengadakan forum terbuka, yang akan membuat semua karyawan saling berkomunikasi saat mereka bekerja.

  1. Stimulasi Kreatifitas

Biasanya, meluangkan waktu untuk menyegarkan pikiran dengan kegiatan santai yang mampu mengembangkan dan mengimplementasikan ide dalam pekerjaan akan membantu organisasi mewujudkan budaya yang inovatif. Kegiatan-kegiatan tersebut pastinya akan merangsang kreativitas dari para karyawan, dan mendorong mereka untuk mengeluarkan ide terbaik untuk solusi setiap permasalah yang muncul.

  1. Ciptakan Agile Workers

Mempertahankan kemajuan perusahaan akan mnejadi satu transisi yang sulit untuk tetap mempertahankan gairah para karyawannya dibandingkan dengan ketika perusahaan sedang dama masa perkembangan. Perusahaan harus mampu untuk mempertahankan semangat para karyawan dengan menciptakan berbagai aktivitas yang mendorong karyawan menjadi agile workers untuk mempertahankan visi dan misi serta mewujudkan perusahaan menuju keunggulan operasional.***

Sumber: manufacturingglobal.com