Hingar bingar piala dunia berhasil menarik perhatian publik di seluruh dunia. Salah satu pertandingan yang spektakuler adalah ketika Portugal harus berhadapan dengan Spanyol di laga perdana Grup B dengan hasil akhir imbang 3-3. Cristiano Ronaldo, menjadi pemain bintang bagi Portugal di laga kali ini. Dia mencatatkan dirinya sebagai pemain yang berhasil melakukan hat-trick dengan tendangan bebas brilian di akhir laga, sekaligus menyelamatkan Portugal dari kekalahan.
Jika kita berandai malam itu Ronaldo tidak bermain, apa yang akan terjadi dengan Portugal? Mungkin Portugal masih bisa menang, namun apakah paduan serangan dan eksekusi akhir bisa se-apik kemarin seperti dilakukan oleh Ronaldo?
Begitupun di tingkat organisasi, keberadaan seorang Black Belt ibarat pemain kunci dalam sebuah tim, mereka menjadi jaminan peningkatan kinerja organisasi. Black Belts sangat menentukan “kemenangan” perusahaan, mereka memiliki tools dan kemampuan proyek yang mampu mengubah permainan.
Setiap perusahaan yang memulai perbaikan berkelanjutan (CI), harus memiliki program pengembangan dan pelatihan yang luas dan berkelanjutan untuk semua karyawan apapun posisinya. Ibarat dalam sepak bola, tim harus menyediakan pelatih yang kompeten dan modal untuk memboyong pemain bintang ke kandang.
Banyak perusahaan memulai perjalanan CI dengan memberikan sertifikat Yellow Belt untuk memberikan bekal dasar (Lean dan Six Sigma) pada karyawannya. Ini adalah langkah awal yang baik untuk proses CI dan tools disini diperlukan untuk mengubah cara berpikir, bekerja dan berperilaku semua karyawan.
Semua orang perlu memahami mengapa perusahaan berkomitmen terhadap perjalanan CI dan peran seperti apa yang diharapkan organisasi untuk mendukung para pemimpin dan karyawan lain yang akan mengerjakan proyek prioritas untuk meningkatkan bisnis? Kelompok ini diminta untuk mendukung proyek CI di seluruh organisasi, dimulai dengan memunculkan masalah proses dari fungsi mereka. Mereka diminta untuk berpartisipasi dalam tindakan korektif kasus-kasus tersebut. Dan pada akhirnya organisasi dapat melibatkan setiap fungsi atau divisi di seluruh korporasi mendukung perjalanan CI.
Kelompok berikutnya adalah Green Belt, mereka mewakili tim pemecah masalah yang membuat perbaikan proses terjadi. Mereka dilatih untuk memiliki keahlian dalam pelaksanaan perbaikan yang berfokus pada biaya, inventori, dan layanan pelanggan. Keterampilan mereka didukung oleh tools Lean dan Six Sigma yang bermanfaat untuk menangani sebagian besar masalah proses. Orang-orang ini adalah sumber daya yang berharga dan pemimpin di organisasi harus mendukung mereka untuk tetap fokus pada proyek-proyek yang berdampak tinggi.
Kelompok terakhir yang langka yaitu Black Belt, berbeda dengan Green Belt yang bekerja sebagai “part-timer” dalam proyek perbaikan proses, fokus mereka sepenuhnya tertuju pada perbaikan proses. Mereka memimpin proyek yang bahkan lintas divisi, menghilangkan silo-silo, juga mem-supervisi beberapa kandidat Green Belt. Efektivitas kerja mereka pun terukur, waktu penyelesaian proyek dan total nilai finansial menjadi ukurannya. Kontribusi yang mereka berikan adalah nyata karena perbaikan yang mereka lakukan terkoneksi langsung dengan strategi bisnis perusahaan. Menariknya, Anda bisa menuntut berapa benefit yang harus dihasilkan setiap Black Belt di setiap “laga perbaikan” yang mereka kerjakan.
***Kebutuhan Black Belt di setiap organisasi tentu berbeda, tergantung niat organisasi akan program perbaikan yang dijalankannya. Ibarat klub bola, untuk membawa pemain bintang ke kandang mereka perlu merogoh kocek yang dalam. Namun, hasilnya juga akan setimpal, keberadaan mereka akan menjadi motor penggerak tim mencapai podium tertinggi.