Theory of Constraint adalah suatu metodologi untuk mengidentifikasi faktor pembatas (yaitu constraint) yang paling penting yang menghambat kita mencapai tujuan dan kemudian secara sistematis meningkatkan kinerjanya hingga faktor tersebut tidak lagi menjadi pembatas kita. Dalam manufaktur , hambatan ini sering disebut dengan bottleneck.

Theory of Constraint menggunakan pendekatan yang ilmiah untuk perbaikan. Hipotesa yang dipakai adalah bahwa setiap sistem yang kompleks, termasuk proses manufaktur, jasa, tambang, healthcare terdiri dari beberapa kegiatan yang saling terkait, dimana salah satunya bertindak sebagai constraint  dan menjadi titik terlemah dalam rantai penciptaan nilai tambah.

Jadi apa tujuan akhir dari sebagian besar perusahaan? Untuk menciptakan keuntungan – baik dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang. Theory of Constraint menyediakan satu set tools yang kuat untuk membantu mencapai tujuan tersebut, diantaranya:

  1. Lima Langkah Fokus (metodologi untuk mengidentifikasi dan menghilangkan constraint)
  2. Proses Berpikir (alat untuk menganalisa dan memecahkan masalah)
  3. Akuntansi Throughput (metode untuk mengukur kinerja dan memberi masukan bagi keputusan manajemen)

Dr Eliyahu Goldratt memperkenalkan Theory of Constraint melalui buku larisnya pada tahun 1984 ” The Goal “. Sejak itu , TOC terus berkembang dan berkembang. Kami akan melanjutkan pembahasan mengenai TOC dan toolsnya! Stay tuned di Shift Indonesia.

Baca juga  Wajib Tahu, Inilah Jalan Ninja Menuju Keberhasilan Organisasi