Indonesia mempunyai potensi besar dalam memacu kinerja industri penunjang pembangunan infrastruktur dan properti. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menyebut kemampuan industri semen di tanah air sudah cukup kompetitif, dengan jumlah produksinya sebanyak 64,83 juta ton pada tahun 2020. Utilisasinya mencapai 56%, dengan konsumsi semen sebesar 62,72 juta ton, dan ekspor semen menembus 1,09 juta ton pada tahun lalu.
“Kami melakukan moratorium pembangunan pabrik semen baru kecuali untuk wilayah timur Indonesia. Kami juga ingin menjaga investasi para pelaku industri semen,” ujarnya.
Berikutnya, industri beton pracetak dan prategang memiliki kapasitas produksi sebesar 44,8 juta ton per tahun dengan jumlah produksi sebanyak 11,2 juta ton per tahun. Selain itu, ada industri mortar yang memiliki kapasitas sebesar 3,7 juta ton per tahun dan industri beton ringan yang memiliki kapasitas sebesar 7 juta m3 per tahun.
Indonesia juga memiliki keunggulan di industri ubin dan keramik yang dikenal akan keunggulannya dari segi kualitas, tipe, desain atau motif, serta adanya dukungan ketersediaan bahan baku. Adapun kapasitas produksi industri ubin keramik saat ini sebesar 8,63 juta ton, dengan jumlah produksi sebanyak 6,4 juta ton pada periode Januari-Mei 2021, dengan angka utilisasi mencapai 75%, sehingga kebutuhan dalam negeri dapat terpenuhi dengan baik.
Di samping itu, sektor yang mampu mendukung pembangunan infrastruktur dan properti, yakni industri kaca lembaran dengan kapasitas produksi saat ini sebesar 1,3 juta ton dan jumlah produksi sebanyak 585,37 ribu ton pada Januari-Jul 2021. “Bahkan, kita mampu memproduksi aspal, dalam hal ini aspal buton. Kita memiliki kapasitas produksi sebesar 2,03 juta ton per tahun, yang berasal dari 16 pabrik produsen aspal Buton Indonesia,” ungkapnya.
Selanjutnya adalah industri papan gypsum yang menjadi salah satu material yang penting untuk pembangunan infrastruktur dan properti. Tercatat pada tahun 2020, kebutuhan dalam negeri untuk papan gypsum sebesar 98 juta m2 per tahun. Kapasitas industri papan gypsum terpasang sebesar 238 juta m2 per tahun dan realisasi produksinya sebanyak 120 juta m2 per tahun sehingga utilisasinya sekitar 50%. Indonesia juga punya kemampuan di sektor industri baja dengan kapasitas produksi lebih tinggi dari kebutuhan domestik, dengan tantangan ke depan adalah bagaimana penggunaan produk dalam negeri dapat lebih ditingkatkan kembali.