Kontributor Forbes Elad Natanson mengatakan pertumbuhan ekonomi digital dapat mendorong Indonesia menjadi macan Asia.
Saat ini hanya ada empat negara yang dikenal sebagai ekonomi macan Asia. Dua negara pertama adalah Hongkong dan Singapura, yang berhasil menjadi pusat keuangan atau hub finansial dunia. Ditambah dua negara lainnya yaitu Korea Selatan dan Taiwan yang unggul di industri manufaktur. Sementara itu, ekonomi Indonesia akan tumbuh dan sejajar dengan empat negara tadi karena ekonomi digitalnya.
Natanson menyebutkan ada tiga faktor yang bisa mendukung pertumbuhan Indonesia. Pertama, usia penduduk Indonesia rata-rata 29 tahun, dan 60 persen populasi masih di bawah 40 tahun. Kedua, sebagai negara dengan jumlah pengguna internet terbesar. Setidaknya 150 juta orang mengakses internet setiap harinya. Ketiga, 60 persen penduduk dewasa di Indonesia sudah memiliki ponsel pintar.
Orang Indonesia menghabiskan 206 menit sehari di media sosial dibandingkan dengan rata-rata global yang menghabiskan 124 menit. 80 persen orang Indonesia online untuk mengakses platform utama seperti Youtube, WhatsApp, dan Facebook. Ditambah sebanyak 76 persen pengguna internet di Indonesia melakukan transaksi pembelian melalui ponsel. Angka transaksi ini merupakan yang tertinggi di dunia. Bahkan, Google dan Temasek tahun lalu melaporkan ekonomi internet di Indonesia bisa tumbuh hingga USD 100 miliar pada tahun 2025. Natanson juga mengatakan dalam 4 tahun terakhir, sudah ada dana sebesar US$6 miliar yang masuk untuk investasi di ekonomi digital Indonesia.
Namun selain potensi di atas, Indonesia juga memiliki tantangan yang harus segera diselesaikan, diantaranya masalah infrastruktur internet dan rendahnya penduduk yang mengakses bank. Saat ini meskipun mobile data termasuk murah, bandwith-nya masih sangat buruk, bahkan kecepatan download menggunakan mobile pun kurang dari setengah rata-rata global. Sementara, penduduk yang memiliki rekening bank masih kurang dari separuh penduduk yang totalnya lebih dari 250 juta jiwa.
Meski demikian, Indonesia masih dinilai menarik dalam ekonomi mobile bagi dunia. Peluang terbesarnya yaitu dalam hal pembayaran dan e-money. “Lebih dari 180 juta orang Indonesia yang belum memiliki kartu kredit telah memakai smartphone, maka perlombaan saat ini adalah menyediakan uang mobile dan layanan finansial,” pungkas Natanson.