Di tengah kemacetan jalanan yang membuat waktu sedemikian sempit, makanan beku adalah alternatif. Orang tak lagi membutuhkan waktu hingga berjam-jam untuk menyiapkan makanan.

Situs Jakpat mengeluarkan hasil survei tentang pola konsumsi makanan beku orang Indonesia dari 3.865 responden yang disurvei. Berdasarkan empat pilihan makanan (makanan beku, mentega dan margarin, mayonaise, dan keju) sekitar 68 persen orang Indonesia rutin mengonsumsi makanan beku. Sekitar 27 persen, mengonsumsi makanan beku ini tiap hari. Sebanyak 22 persen mengonsumsi makanan beku 2 hingga 3 kali per bulan. Saat ditanya kapan terakhir mengonsumsi makanan beku, 41 persen menjawab: minggu lalu.

Faktor praktis nampaknya menjadi pendorong makanan beku cukup favorit. Mulai dari pembeliannya yang mudah, bisa didapat di pasar tradisional maupun mini market. Penyimpanan yang praktis, tinggal dimasukkan ke dalam freezer kulkas. Untuk memasaknya pun mudah, cukup keluarkan makanan dari kemasan, goreng 5 menit. Beres.

Dalam bisnis, konsumen selalu menuntut kepraktisan, yaitu terpenuhinya unsur cepat dan mudah. Sebagai contoh kita bisa melihat perubahan trend pembelian makanan. Saat ingin makan sesuatu, sekarang kita tidak harus pergi ke restoran, cukup buka smartphone dan aplikasi pesan antar makanan dalam waktu singkat pesanan sudah sampai di depan mata.

Sebagai pelaku bisnis kita harus memahami perubahan ini. Untuk memenuhi kebutuhan, kemudahan akses adalah faktor yang sangat penting bagi setiap konsumen. Kita tidak bisa melawan perubahan ini, yang bisa kita lakukan adalah beradaptasi. Mulai dari modifikasi produk maupun layanan, atau menciptakan bisnis baru. Tidak jarang kolaborasi pun menjadi alternatif solusi dalam bisnis saat ini. Pilihannya sederhana, berubah atau punah.

Sumber: tirto.id

Baca juga  Pendaftaran Kompetisi OPEXCON 2024 Ditutup 31 Agustus