Kita bisa sepakat jika dunia e-commerce atau tren perdagangan online telah mengubah cara hidup. Ketika Anda ingin memesan suatu produk, Anda bisa mencarinya secara online, cukup klik sekali tombol beli dan tunggu hingga produk sampai di tangan Anda dalam hitungan hari atau mungkin hanya dalam hitungan jam. Namun benarkah Anda telah benar-benar puas dengan layanan yang ada saat ini?  

Jika kita telisik lebih dalam lagi, sebagai konsumen kita masih harus menanggung premi tinggi untuk sebuah pengiriman barang, khususnya untuk pengiriman ke luar negeri. Misalnya, ketika kerabat Anda yang berada di Perancis akan merayakan ulang tahun, Anda ingin membeli sebuah buku dan mengirimnya sebagai hadiah, tentunya Anda harus membayar biaya kirim yang tidak sedikit dan bisa jadi Anda mengubah pikiran setelah tahu ongkos kirimnya. Atau, ketika Anda ingin membeli perlengkapan untuk sebuah pendakian, Anda mungkin mengirimkannya ke rumah Anda lebih dulu lalu membawanya ke tujuan Anda. Padahal, tidakkah lebih mudah untuk mengirimkan barang langsung ke tujuan? Singkatnya, biaya pengiriman ke luar negeri dan pemenuhan pesanan masih belum bisa dikatakan ekonomis .


Kabar baiknya, supply chain atau rantai pasokan tidak berhenti berevolusi, menyesuaikan kebutuhan pasar. Kehadiran e-commerce, sangat mirip dengan kehadiran internet, berpotensi menjembatani produsen, distributor, supplier, dan penyedia layanan secara global. Artinya, mereka juga memiliki kekuatan untuk mendistribusikan produk secara cepat seperti internet menyebarkan informasi. Tetapi untuk mewujudkan potensi ini, supply chain harus mengadopsi model baru yang sebelumnya juga mengubah internet.

Pada tahun 1969, Advanced Research Projects Agency Network (ARPANET) membutuhkan cara yang lebih baik untuk membagikan informasi. Hal ini mendorong mereka menciptakan satu jaringan (single network) yang memungkinkan beberapa komputer berkomunikasi. Dari sinilah, protokol komunikasi TCP/ IP meningkatkan inovasi dengan memperluas konektivitas dan berbagi informasi antar jaringan. Pada tahun 90-an, World Wide Web mulai dibuka untuk umum, mengenalkan jaringan-jaringan global, yang kemudian mendorong pertumbuhan eksponensial.

Internet tidak akan menjadi seperti sekarang ini jika setiap universitas menyusun versinya masing-masing. Semua orang sepakat jika revolusi internet untuk membuat informasi tersedia bagi siapa saja, dimana saja dan kapan saja, dengan kecepatan seperti cahaya dan juga tanpa biaya.

Martin Verwijmeren, CEO MP Objects lewat artikel Forbes mengatakan jika supply chain akan berkembang searah dengan jalur distribusi produk. Jika beberapa dekade yang lalu, manajemen supply chain secara sempit berfokus pada perampingan proses internal, dalam beberapa tahun terakhir ini perusahaan telah memperluas chanel mereka baik itu inbound ataupun outbound. Ada kesadaran jika mereka hanya memiliki opsi yang terbatas jika tidak memanfaatkan jaringan yang ada. Dibutuhkan jaringan dinamis baik itu dari supplier, produsen kontrak, lokasi produksi, penyedia layanan logistik, gudang, operator dan saluran penjualan – atau dikenal sebagai jaringan bisnis multi-perusahaan – untuk menciptakan keunggulan operasional sekaligus meningkatkan pengalaman pelanggan.

Adalah perusahaan rintisan (startup) yang saat ini beroperasi dalam sistem teknologi cloud. Mereka inilah yang akan mendorong revolusi supply chain.Mereka berpengalaman menjadi platform multi-perusahaan yang advanced, karena berada di semua sistem, mulai dari customer relationship management systems, enterprise resource planning systems, warehouse management systems, transportation management systems. Mereka mampu merencanakan dan mengeksekusi aliran produk yang dinamis dan menawarkan kemitraan yang kolaboratif di seluruh dunia. Dalam beberapa waktu ke depan, platform multi-perusahaan inilah yang akan memungkinkan terbentuknya World Wide Web supply chain yang Forbes definisikan sebagai “Ordernet.”

Ordernet akan menjadi jaringan secara fisik maupun sistem informasi, termasuk sistem ERP, WMS dan TMS. Intinya, Ordernet akan memfasilitasi dunia dimana segala pesanan dapat dipenuhi dan produk apa pun tersedia. Sama seperti internet yang memberikan konten multimedia dengan cepat dan andal dengan biaya rendah, demikian juga jaringan supply chain global akan mengoptimalkan semua pesanan dan aliran produk untuk keandalan, kecepatan, dan biaya menggunakan teknik serupa.

Revolusi internet berhasil mendisrupsi sejumlah industri, terutama industri media dan percetakan. Namun, mereka yang berinovasi telah merasakan manfaatnya. Ketika tren Ordernet ini semakin dekat, bisnis harus segera memutuskan apakah akan menjadi disrupter atau sebaliknya, menjadi korban di era disrupsi.