Tahukah Anda bahwa kebiasaan sehari-hari Anda juga menentukan dampak jangka panjang Anda sebagai pemimpin?
Tak ada yang terlahir langsung menjadi hebat dalam bisnis apa pun. Di balik setiap CEO, atlet, atau politisi hebat, terdapat serangkaian kebiasaan dan etika kerja yang baik, yang dilakukan sehari-hari. Orang-orang hebat sadar bahwa kebiasaan dan tindakan sehari-hari mereka berdampak pada kesuksesan. Pemimpin yang sukses biasanya memiliki 6 kebiasaan ini:
1. Bertanggung jawab
Seorang pemimpin bertanggung jawab atas semua hal yang terjadi dalam organisasinya. Saat seorang pelanggan marah pada layanan karyawan Anda itu bukan kesalahan karyawan Anda, melainkan kesalahan Anda. Pemimpin yang besar mengambil tanggung jawab untuk setiap sudut dan celah dalam bisnis mereka, walau tidak merasa bertanggung jawab langsung.
2. Belajar segala hal
CEO Microsoft Satya Nadella, dalam sebuah wawancara dengan Business Insider, menyimpulkan sebuah pelajaran dari buku Mindset dalam sebuah kalimat: “Jangan menjadi seseorang yang tahu segalanya, jadilah seorang yang mempelajari segalanya.”
Jika Anda berkomitmen untuk selalu belajar, berarti Anda berkomitmen untuk selalu memperbaiki diri. Perbaikan terus-menerus, meski dalam dosis kecil setiap hari, akan membuat Anda menjadi pemimpin yang lebih baik di masa depan. Hal ini mengingatkan kita akan konsep Kaizen, bukan?
3. Menjadi pekerja terberat
Bukan berat badan tentu saja! Tetapi, saat Anda menjadi pemimpin, sebaiknya Anda menjadi pekerja terberat di ruangan itu. Seberapa cerdas pun Anda, etos kerja adalah pilihan, Anda tetap perlu bekerja keras, paling keras dalam tim Anda. Menjadi pemimpin di perusahaan berarti siap menjadi “yang pertama dan yang terakhir keluar ruangan.”
4.Berkomunikasilah secara jelas
Komunikasi dengan jelas dan meminimalkan kemungkinan salah paham. Sampaikanlah visi dan arahan dengan jelas, meskipun kita perlu melakukan percakapan yang enggan diucapkan, seperti masukan atau kritik tajam yang membangun.
5. Lebih banyak mendengarkan
Pemimpin besar tidak hanya banyak bicara, tapi mereka justru lebih banyak mendengarkan. Fokuslah pada mendengarkan anggota tim. Ada dua keuntungan dari mendengarkan karyawan dengan baik: pertama, memberi Anda kesempatan untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin sebelum memberi arahan. Kedua membuat anggota tim atau karyawan Anda merasa didengarkan dan dihargai.
6. Menyusun ulang keinginan tim.
Mungkin pesan bijak selama ini selalu berkata, “perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan.” Namun pemimpin besar tidak melakukan tepat seperti itu. Sebaliknya, mereka memperlakukan orang lain seperti cara mereka ingin diperlakukan.
Ya, setiap orang berbeda. Beberapa orang di tim Anda mungkin termotivasi oleh insentif finansial, namun beberapa orang lainnya lebih termotivasi kesempatan untuk belajar, dan beberapa orang lainnya lebih termotivasi dengan waktu berkualitas bersama keluarganya.Begitu Anda mengetahui apa yang diinginkan setiap anggota tim dari posisi mereka di perusahaan Anda, Anda dapat menggerakkan mereka dengan memotivasi mereka dengan cara yang berbeda.