Ketika seorang pemimpin membiarkan asumsi dan mementingkan pertimbangan mereka untuk mencari sebuah solusi, mereka lebih cenderung melumpuhkan kreativitas mereka sendiri.
Dalam buku Quantum Creativity, Pamela Mayer (2000) menyatakan: “Jangan ada penghakiman (judgement). Menjauhkan diri dari judgment dapat menghilangkan segala hambatan dan membuat proses kreatif muncul secara natural dan penuh semangat.”
[cpm_adm id=”10763″ show_desc=”no” size=”medium” align=”left”]
Ketika pekerjaan berhasil diselesaikan, sangat mudah bagi kita kehilangan perspektif mengenai masa depan dan bagaimana membuat hasil yang kita ciptakan saat ini menjadi lebih baik di masa depan.
Cara kita menghadapi perubahan adalah dengan pendekatan creative problem solving – untuk dapat melihat kemungkinan baru dan sebuah cara baru dari sudut pandang berbeda.
Thinking outside the box mungkin tidak melulu menjadi salah satu tool untuk meciptakan inovasi. Hamel (2000) mengatakan seorang pemimpin justru harus membuang “kotak” itu jauh-jauh. Inovasi datang dari ide-ide baru atau merancang rencana bisnis secara kreatif atau melalui pendekatan kreatif dalam memecahkan masalah.
Inovasi adalah tentang belajar untuk melihat apa pun yang masih belum jelas, mengembangkan kemampuan semua indera yang kita punya untuk menghadapi perubahan, dan menjadi benar-benar terbuka untuk pengalaman baru dan ide-ide yang tidak konvensional.
Edward DeBono (1985), dalam Six Thinking Hats, menyatakan sebuah konsep sederhana: “Kita membutuhkan kreativitas karena tidak ada cara lain yang lebih baik. Kita membutuhkan kreativitas karena kita merasa bahwa segala hal dapat diselesaikan dengan cara yang lebih mudah dan lebih baik. Dorongan untuk melakukan segala sesuatu dengan cara yang lebih baik seharusnya menjadi latar belakang dari semua pemikiran kita.”
Bono juga mengatakan, “bagaimanapun ada saat, ketika kita menggunakan kreativitas, kita menggunakannya dengan penuh fokus dan tidak tergesa-gesa.”
Namun sayangnya, pada prakteknya para pemimpin sering menemukan diri mereka dikelilingi oleh karyawan atau anggota tim yang mungkin cepat puas dan nyaman dengan prosedur dan proses yang ada saat ini. Kebutuhan untuk menghasilkan lebih banyak pekerjaan dengan cara yang lebih cepat dan lebih baik, terkadang bukanlah menjadi prioritas bagi para staf.
Untuk itulah, peran seorang pemimpin bukan hanya membuat diri mereka mampu menyelesaikan permasalahan dengan kreatif, tapi juga membantu dan mendukung para staf nya untuk menyesuaikan diri dengan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu, termasuk membuat mereka terbiasa untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah mereka sendiri.
Lima kualitas pemimpin
Dalam bukunya, The 21 Indispensible Qualities of a Leader: Becoming the Person Others Will Want to Follow, John C. Maxwell (1999) menggambarkan lima kualitas dari para pemimpin dengan kemampuan pemecahan masalah yang baik.
- Antisipasi masalah
Permasalahan tidak bisa terelakkan namun pemimpin yang baik mampu mencegah permasalahan tersebut. Memiliki attitude yang baik namun tetap membuat rencana jika hasil nya jauh dari yang diharapkan.
- Menerima kenyataan
Menyangkal permasalahan hanya memperpanjang penderitaan. Bersedia melihat masalah apa adanya, bertanggung jawab, dan ambil langkah untuk menyelesaikannya.
- Berpikir jangka panjang
Memiliki visi masa depan dan dapat melihat dimana posisi organisasi lima atau sepuluh tahun mendatang.
[cpm_adm id=”11002″ show_desc=”no” size=”medium” align=”none”]
Jangan biarkan emosi menguasai diri atau terjebak dengan hal-hal yang terlalu detail. Biarkan orang yang Anda percaya menyelesaikan tugas tersebut.
- Menyelesaikan satu masalah pada satu waktu
Seperti peribahasa eat the elephant one bite at a time
- Tidak mudah menyerah
Melihat kehidupan sebagai sebuah permainan roller coaster, kadang di atas, kadang di bawah. Jangan menyerah pada visi anda hanya karena beberapa gangguan yang (sebenarnya) sudah pasti akan terjadi.
Jadi, kunci utama dalam teknik creative problem solving adalah kemampuan dan keinginan untuk melihat masalah atau tantangan dari perspektif baru dan mengeksplor semua pilihan yang potensial untuk dapat menciptakan cara-cara baru yang inovatif.