Data awal dan kelayakan proyek secara teknis menjadi hal penting yang menentukan keberhasil proyek ke tahap berikutnya. Orang-orang yang terlibat dalam proyek Six Sigma harus memahami beberapa aspek agar proyek antaralain:
-Menguasai teori Six Sigma.
-Menguasai ilmu statistik yang diperlukan.
-Menguasai latar belakang ilmu terkait yang berkaitan dengan topik proyek.
-Kemampuan melakukan analisis, menguasai metodologi riset, berpengalaman di bidang riset sehingga peka dengan variabel yang terlibat dan berkorelasi sehingga data yang dikumpulkan tidak bias.

Setelah proyek Six Sigma dengan fase Define telah diterima, maka berlanjut ke tahapan berikutnya yaitu fase Measure. Sebuah Fase pengukuran pada keluaran hasil pengukuran memberikan informasi mengenai tingkat hasil yang pada akhirnya mengidentifikasi cacat yang dimaksud pada tahap Define. Data hasil pengukuran juga memberikan patokan dasar atau baseline sehingga memberikan gambaran kuantitas target perbaikan yang dicantumkan pada fase Define.

[cpm_adm id=”11784″ show_desc=”no” size=”medium” align=”left”]

Tak kalah penting dari fase Measure adalah data yang dikumpulkan haruslah benar tanpa campur tangan, mewakili kondisi masalah yang ada. Karena itu cara mengumpulkan data yang benar menjadi syarat utama. Jika data yang dihasilkan bias, maka akan berkontribusi pada variasi kesalahan operator. Validasi pengumpulan data dapat dilakukan dengan GR & R yang memeriksa kesalahan yang dilakukan operator peralatan dan part to part.

Data yang terkumpul pada fase measure kemudian dianalisis lebih lanjut pada fase analyze. Pada fase analyze tujuan utama mencari hubungan variabel-variabel pengaruh yang menyumbang deviasi keluaran atau menyebabkan cacat produk. Melalui proses regresi dan analisis ANOVA maupun uji hipotesis dapat diketahui korelasi antara berbagai variasi terhadap keluaran, sehingga dapat dicarikan model yang mengubungkan variabel-variabel pengaruh atau X potensial dengan keluaran Y, yaitu Y=f(X). Dengan mengindentifikasi X potensial maka dapat dicarikan peluang perbaikan antara proses terkait.

Baca juga  Dua Prinsip Melanggengkan Perbaikan di Perusahaan

Pada tahap analyze ini dapat ditegaskan kembali pernyataan problem, seingga dapat ditangani dengan fokus lebih baik dan solusi yang lebih efektif pada tahap improve. Fase improve merupakan fasa yang sangat sensitif, dimana berbagai variabel pengaruh dicoba dan data terkumpul diregresi dan diuji hipotesis dicari korelasi dengan ANOVA untuk memastikan hasil optimal. Pada fase ini juga diuji kemungkinan hasil fase analyze yang salah dan perlu perubahan perilaku, sehingga memungkinkan penetapan solusi optimal.

Fase control merupakan tahap paling akhir dimana solusi optimal yang dihasilkan selanjutnya diimplimentasikan untuk jangka panjang, sehingga diperlukan rencana cara kontrol baik dengan chart atau secara kualitas maupun dengan statistik (kuantitas) rencana perubahan proses maupun dokumen dan audit rutin yang diperlukan. Mengintegrasikan ke dalam sistem kendali manajemen yang ada seperti ISO dan sistem lain. [] (sumber: “Panduan Pengerjaan Proyek Six Sigma”, Dr. Ir. Saludin, M.Kom)