Proses perbaikan membutuhkan inisiatif, proses dan peran. Penelitian dalam beberapa tahun terakhir menemukan bahwa perusahaan harus melihat lebih dekat peran manajer menengah dan menilai kembali bagaimana proses perubahan dijalankan.

Untuk mengetahui peran seberapa jauh peran top manajemen dan middle manajemen dalam proses perbaikan, RSM Discovery secara khusus melakukan penelitian. Penelitian ini melibatkan lebih dari 450 top manajemen dan middle manajemen perusahaan global dan mengambil empat kombinasi kasus yang berbeda, yaitu :

  1. Diinisiasi dan dieksekusi oleh top manajemen
  2. Diinisiasi oleh top manajemen tetapi dieksekusi oleh middle manajemen
  3. Diinisiasi oleh middle manajemen tetapi dijalankan oleh top manajemen
  4. Diinisiasi dan dieksekusi oleh middle manajemen

Dari penelitian ini ditemukan bahwa hampir 48 persen dari inisiatif yang terlibat dalam survei termasuk dalam kategori pertama. Ini tidak mengherankan, mengingat antusiame konsep perubahan dimiliki oleh begitu banyak pemimpin senior. Namun, data juga menunjukkan bahwa inisiasi perubahan oleh top manajemen bukanlah tindakan terbaik, bahkan jika mereka menyerahkan implementasinya kepada manajer menengah sekalipun.

Top manajemen sering membingkai perubahan murni sebagai strategi bisnis, sementara semua orang di organisasi cenderung berfokus pada apa yang akan terjadi dalam konteks pekerjaan mereka sendiri, bagaimana hal tersebut mempengaruhi praktik pekerjaan mereka. Akibatnya, perubahan yang diinisiasi oleh middle manajer hampir selalu mendapat penerimaan dan dukungan jauh lebih baik dari karyawan.

Lalu apa yang harus dilakukan oleh para top manajemen? Haruskah mereka menyerahkan semua inisiatif perubahan kepada middle manajemen? Tentu, itu tidak akan cukup. Menurut hasil penelitian ini, jawabannya terletak pada kerja tim yang efektif.

Middle manajemen sangat penting bagi proses perubahan, inisiatif perubahan oleh middle manajemen diketahui mendapat komitmen lebih kuat dari karyawan, sejalan dengan pendapat mereka tentang kemampuan mereka dalam mendukung program. Namun, mereka tidak boleh menangani fase implementasi sendirian, karena dukungan yang lebih kuat untuk perubahan ditemukan ketika top manajemen secara aktif terlibat dalam eksekusi perubahan.

”Proses perubahan yang diinisiasi oleh middle manajemen dan melibatkan top manajemen dalam fase implementasi akan mendapat dukungan tertinggi dari karyawan.”

Baca juga  Transform Your Manufacturing Process with Lean Six Sigma

Dalam perubahan yang efektif, middle manajemen akan menjalankan proses perubahan lewat inisiatif yang lebih membumi. Mereka secara aktif mengelola pesan dan nilai dalam proses perubahan untuk menjaga agar ide perubahan tetap hidup dan bersifat agile. Sementara itu, para top manajemen yang terlibat secara continu sepanjang eksekusi perubahan berlangsung akan menciptakan pengalaman baru sehingga menjadi lebih diterima. Jadi pembagiannya, para top manajemen akan menjaga keberlangsungan proses perubahan dan para middle manajemen akan mengeksplorasi ide, membantu menguji dan mengadaptasinya dari waktu ke waktu untuk membuat masa depan yang lebih baik.