Pemerintah menyatakan akan membantu agar PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) lebih efisien dalam menjalankan pengelolaan tenaga listrik negara. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya pokok penyediaan listrik.
Dilansir dari Kompas.com, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik menyatakan bahwa PLN akan didorong untuk menghentikan penggunaan bahan bakar minyak, dan beralih kepada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), batubara, gas, panas bumi, tenaga matahari, hingga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Menurut Jero Wacik, di Gedung MPR/DPR, Senayan, Kamis (22/3/2012), pihaknya telah menerima usulan dari sejumlah pimpinan di DPR RI, Badan Anggaran DPR, dan Komisi VII DPR RI, bahwa PLN harus diefisienkan.
“(Penggunaan bahan bakar selain minyak) harus diperbanyak karena lebih murah. Harus lebih keras mendorong, dan bukan hanya mendorong tapi juga bersama-sama. Bauran energi main baik hingga porsi BBM akan berkurang dan energi baru dan terbarukan bertambah,” katanya.
Sebagai perbandingan, jika menggunakan BBM, maka BPP listrik akan mencapai 35-40 sen dolar AS per kWh. Namun jika memakai gas untuk mengoperasikan pembangkit, BPP hanya berada dibawah 10 sen dolar AS/kWh. Hanya seperempatnya.
Pengembangan tenaga listrik diperlukan untuk menekan biaya penyediaan listrik, apalagi kini konsumsi listrik di seluruh negeri meningkat. “Kebutuhan istrik terus naik, asal beli tv, colok, ac, colok, itu kebutuhan listrik akan terus tinggi, jadi kejar-kejaran PLN dengan kebutuhan listrik,” kata Jero lagi.
Sumber: Kompas.com; Evy Rachmawati | Robert Adhi Ksp (22/3/2012)