Industri teh di Sri Lanka telah ada sedari 1867 dan berhasil menyumbang 2 persen GDP. Teh merupakan sumber utama perdagangan luar negeri Sri Lanka. Bisnis teh telah dikelola sedari era kolonial yang menandai era kelahiran industri perkebunan teh di Sri Lanka. Awalnya industri perkebunan teh di Sri Lanka selama dua tahun terakhir sempat goyah akibat kebijakan perburuhan yang berdampak pada pengurangan produksi secara signifikan. Situasi demikian turut mempengaruhi stabilitas pemerintah yang segera membutuhkan perubahan.

[cpm_adm id=”10763″ show_desc=”no” size=”medium” align=”left”]

Ketika mencoba mengukur produktivitas industri, tercatat petani memetik daun teh rata-rata 18 kilogram per hari. Sementara di negara lain, misalnya India, buruh perkebunan memanen daun teh rata-rata 27 kilogram per hari. Kebijakan buruh di Sri Lanka nampaknya telah memicu kegusaran buruh perkebunan teh yang mulai menuntut kenaikan upah.

Pihak Pemerintah dan buruh perkebunan teh tak menemukan solusi. Padahal kebijakan pengupahan sebelumnya menunjukkan bahwa buruh pemetik teh mendapatkan kenaikan upah yang berhasil meningkatkan standar hidup mereka.

Bagaimanapun kecemasan manajemen yang tinggi berlanjut pada frustasi kerja buruh pemetik daun teh, serta tingkat kehadiran mereka yang terus menurun.

Pandangan sekilas isu pengupahan nampaknya telah mencekik ruang hidup petani dalam industri perkebunan di Sri Lanka.

Manajemen Lean Sektor Perkebunan

Para ahli telah mempelajari isu dan berupaya mengadaptasi manajemen Lean pada sektor perkebunan termasuk industri teh. Studi para ahli menunjukkan bahwa pendekatan manajemen Lean pada industri perkebunan teh akan membawa resolusi atas kebijakan perburuhan selama ini. Bahkan kajian tersebut menunjukkan bagaimana produktivitas bisa ditingkatkan, serta mendorong kualitas ekspor. Di sisi lain kesulitan finansial pada pemerintah dan sektor perkebunan, para pihak terlihat mampu mengimplementasikan sistem manajemen Lean.

Baca juga  Transform Your Manufacturing Process with Lean Six Sigma

Permasalahan dalam industri perkebunan dapat diselesaikan melalui sistem manajemen Lean. Ketika manajer perkebunan telah mendapatkan pemahaman dari tantangan yang dihadapi para pekerja, dan para pekerja jelas memahani kebutuhan manajer perkebunan, menyadarkan kembali dalam industri.

[cpm_adm id=”11002″ show_desc=”no” size=”medium” align=”none”]

Apakah manajemen Lean yag akan diterapkan mampu menjadi keajaiban yang belum pernah dibayangkan sebelumnya? Jawabnya tidak, dengan pengertian manajemen Lean tidak muncul sebagai solusi semua hal. Bagaimanapun, praktik nyata manajemen Lean dalam industri perkebunan akan berjalan bersamaan dengan menurunnya stabilisasi, kemudian mengubah industri kebanggaan Sri Lanka kembali pada jalan kesuksesan.