Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memprediksi pertumbuhan industri non-migas pada 2015 mencapai 6,1 persen, dengan melihat cukup baiknya kinerja sektor industri non migas dalam tiga tahun terakhir.
“Dengan pertumbuhan industri non migas tersebut, maka pertumbuhan ekonomi (PDB) diperkirakan dapat mencapai 5,3 persen hingga 5,7 persen pada 2015,” ujar Menperin Saleh Husin saat menggelar konferensi pers tahunan di Jakarta, Senin.
Menperin menambahkan, cabang industri yang diperkirakan akan tetap tumbuh tinggi pada 2015 antara lain Industri Makanan, Minuman dan Tembakau; Industri Barang Kayu dan Hasil Hutan lainnya; serta Industri Alat Angkut, Mesin dan Peralatan.
Untuk mencapai angka pertumbuhan tersebut, lanjut Menperin, Kemenperin akan melaksanakan tiga program prioritas, yang pertama adalah pengembangan Perwilayahan Industri serta pembangunan Industri Kecil Menengah (IKM).
Kemudian, penumbuhan Populasi Industri skala besar sebanyak 9.000 unit usaha dan 20.000 unit usaha industri kecil melalui program hilirisasi hasil tambang ke produk dan jasa industri.
Menperin juga menambahkan, peningkatan daya saing dan produktivitas melalui peningkatan efisiensi teknis, peningkatan penguasaan iptek dan inovasi, peningkatan penguasaan dan pelaksanaan pengembangan produk baru serta peningkatan kualitas SDM dan akses ke sumber pembiayaan.
Sementara itu, Sekjen Kemenperin Ansari Bukhari mengatakan, industri otomotif akan tetap menjadi motor pertumbuhan industri non migas, namun kontribusinya tidak sebesar pada 2014.
“Otomotif itu sejalan dengan pertumbuhan income per capita, kalau itu meningkat, masyarakat kelas menengahnya meningkat, maka otomotif semakin tumbuh. Itu (otomotif) tidak yang utama tahun depan menurut saya, tapi tetap berperan,” ujar Ansari.
Sumber: Antaranews.com