Problem solvinf 2

Bayangkan hal ini: Dalam proses operasional, Anda dan tim menjalankan teknik problem solving, dan kemudian berhasil memperoleh pemecahan masalah yang ada, pada waktu itu. Namun, sejak program berakhir, tidak beberapa lama tanda-tanda masalah yang sama mulai terlihat lagi.

Sampai akhirnya masalah yang sama benar-benar muncul kembali dan Anda beserta tim harus mengulang aktivitas pemecahan masalah yang sama. Lama-kelamaan Anda merasa bahwa masalah yang muncul menjadi berlipat ganda. Apakah kasus seperti ini cukup akrab Anda temui?

Apa yang perlu Anda dan tim lakukan?

Strategi terbaik untuk memecahkan masalah tergantung pada situasi yang unik. Dalam beberapa kasus, orang-orang lebih baik belajar segala sesuatu yang mereka bisa tentang masalah saat ini dan kemudian menggunakan pengetahuan faktual untuk mendapatkan solusi. Namun, dalam kasus lain kreativitas dan wawasan adalah pilihan terbaik.

Menurut para ahli, orang yang kreatif, pada umumnya mengetahui permasalahan dengan sangat baik dan disiplin, biasanya dapat melakukan sesuatu yang menyimpang dari cara-cara tradisional.

Proses kreativitas melibatkan ide-ide baru, berguna dan tidak terduga tapi tetap relevan untuk diimplementasikan.

Dan inilah 4 tahapan umum yang bisa Anda lakukan untuk menumbuhkan kreatifitas di lingkungan kerja Anda:

  1. Exploring: Pada tahap ini setiap anggota tim mengidentifikasi hal-hal apa saja yang ingin dilakukan dalam konteks memecahkan masalah yang ada saat ini. Hal penting yang harus diperhatikan pada saat ini adalah menciptakan iklim yang menunjang proses berpikir kreatif.
  2. Inventing: Pada tahap ini, sangat penting bagi perusahaan untuk melihat atau mereview berbagai tools, teknik dan metode yang telah dimiliki yang mungkin dapat membantu dalam menghilangkan cara berpikir lama atau tradisional.
  3. Choosing: Pada tahap ini perusahaan mengidentifikasi dan memilih ide-ide yang paling mungkin untuk dilaksanakan
  4. Implementing: Tahap akhir untuk dapat disebut kreatif adalah bagaimana membuat suatu ide dapat diimplementasikan. Seseorang bisa saja memiliki ide cemerlang, tetapi jika ide tersebut tidak dapat diimplementasikan, maka hal tersebut menjadi sia-sia saja.
Baca juga  3 Konsep Penting dalam Metode Lean

Berdasarkan hasil penelitian, untuk menciptakan kreativitas dibutuhkan lingkungan kerja kondusif yang menyenangkan, penuh rasa humor, spontan, dan memberi ruang bagi individu untuk melakukan berbagai permainan dan mencoba hal-hal baru. Namun, membentuk lingkungan yang kondusif seperti itu bukanlah tugas yang ringan bagi sebuah organisasi. Mendorong budaya kreatif dalam lingkungan kerja menuntut iklim yang permissif terhadap eksistensi individualitas dan penerimaan terhadap rasa humor, disamping tetap memegang teguh rasa hormat, kepercayaan dan komitmen bersama.

3 Kendala Membangun Budaya Kreatif di Tempat Kerja

Proses menuju kreatif tentu bukanlah sebuah upaya singkat yang dapat dilakukan begitu saja. Membangun sisi kreatif dari setiap anggota tim, diperlukan upaya berkelanjutan yang harus menjadi sebuah budaya di perusahaan. Hambatan apa saja yang biasanya timbul dari perusahaan dalam membangun kreativitas karyawannya?

1. Sarana yang Terbatas

Meskipun kreativitas dan inovasi sangat dihargai dibanyak perusahaan, namun bisa dibilang jarang perusahaan di Indonesia yang terbuka dengan mengomunikasikan hal tersebut kepada karyawannya. Bahkan, di beberapa perusahaan, ruang gerak untuk karyawannya mengeksplor hal-hal baru untuk berkreasi dan berinovasi sangat dibatasi.

2. Ketidakcocokkan antara Minat dan Bakat

Hambatan lain yang mengganggu kreativitas adalah jika pekerjaan yang di jalani saat ini tidak sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki oleh individu masing-masing. Misal, Anda adalah seorang yang cenderung suka tantangan dan berhasrat untuk menemukan hal-hal baru, namun pekerjaan yang Anda lakukan Anda saat ini bersifat rutin, mekanistik, dan menuntut Anda untuk melakukan pekerjaan sesuai prosedur yang sudah baku. Tentu hal ini akan menghambat Anda mengeksplor masalah dengan cara yang kreatif.

3. Kesiapan Mental

Untuk menjadi kreatif individu harus berani “berbeda” dari yang lain. Hal ini menyangkut sisi psikologi dari setiap individu di dalam organisasi. Umumnya sisi kreatif dari seseorang akan dikaitkan dengan sesuatu yang tidak biasa atau lazim dilihat atau dilakukan orang kebanyakan. Karena itu, tidak semua karyawan siap untuk berbeda pendapat atau ide dengan orang lain meskipun ide tersebut kemudian terbukti tepat jika dilakukan.

Baca juga  Belajar Inovasi dari Kesuksesan Icons K-Pop BTS

Bagaimana Menumbuhkan Kreativitas untuk Mendukung Penerapan Teknik Problem Solving?

Root Bernstein, salah seorang penulis buku Sparks of Genius, mengusulkan pentingnya karyawan untuk keluar dari cara kerja yang rutin sehingga dapat melihat masalah pekerjaan dengan cara yang baru. Cara untuk mewujudkan hal tersebut, menurut Bernstein salah satunya adalah dengan melakukan brainstorming secara regular. Dengan brainstorming, karyawan diharapkan dapat memberikan ide dan solusi yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.

Salah satu cara terbaik untuk menciptakan iklim yang kondusif ini sehingga dapat menumbuhkan kreativitas di dalam sebuah organisasi yaitu penempatan karyawan dengan konsep the right man in the right place. Hal ini karena penempatan pegawai pada posisi yang tepat akan mengurangi supervise sehingga memberikan otonomi bagi individu dalam menyelesaikan masalah dalam pekerjaannya.***