Mobil Saturn Ion keluaran 2003 yang diproduksi GM seharusnya menjadi produk yang penting untuk General Motors Co. (GM). Namun ironisnya, mobil ini justru malah mewakili kompromi terhadap standar dan “pencarian jalan pintas” yang hampir menghancurkan citra sang produsen mobil sendiri. Kini, langkah kompromis GM tersebut malah menimbulkan masalah baru: recall atau penarikan besar-besaran atas model-model yang paling populer di pasaran.
Seperti dikutip dari Reuters, recall terbaru meliputi Chevrolet Cobalt, Chevrolet HHR, Saturn Ion, Saturn Sky, Pontiac G5, dan Pontiac Solstice buatan 2003-2011.
Saturn Ion pertama kali diluncurkan dua tahun sebelum Chevy Cobalt, dan merupakan model yang paling banyak dikaitkan dengan recall 2,6 juta unit mobil baru-baru ini. Model ini merupakan mobil pertama yang memiliki cacat dalam kunci kontak (ignition switch) yang bertanggung jawab atas sedikitnya 13 kasus kematian.
Kunci kontak tersebut, dalam keadaan mobil terbentur atau terguncang, dapat beralih dengan sendirinya kepada mode “aksesori” meskipun dalam kecepatan tinggi. Akibatnya, mesin mati dan sistem power steering, power brake, dan kantong udara (airbag) menjadi tidak berfungsi.
Pemangkasan Biaya Menjadi Sumber Masalah Recall
Tujuan awal produksi model Saturn Ion yang dibanderol seharga US$12,000 adalah untuk mengimbangi persaingan dengan Toyota dan Honda, untuk model Toyota Corolla dan Honda Civic. Memang model ini berhasil membawa keuntungan bagi GM. All-new Ion merupakan bagian dari merk Saturn, model yang dibuat untuk menyaingi mobil-mobil impor. Mobil ini dianggap sebagai model perdana dari seri mobil kecil GM, yang juga mencakup model Cobalt keluaran 2005.
Namun sayangnya, GM berkompromi atas keselamatan pengguna Saturn Ion dengan mengubah standar kunci kontak yang digunakan. Kompromi ini dilakukan karena niat GM untuk menghemat biaya produksi yang melambung, keluar dari tekanan jadwal produksi yang ketat, dan hubungan yang buruk dengan produsen parts Delphi Automotive. Jalan pintas yang ditempuh GM ini diketahui melalui dokumen yang diberikan GM kepada Kongres dan sebuah wawancara dengan salah satu mantan eksekutif perusahaan tersebut.
Menurut kesaksian Delphi, sejak awal 2002 pihaknya telah mengingatkan GM bahwa kontak yang ada pada model Ion tidak memenuhi standar kualitas sang produsen mobil sendiri. Kontak tersebut hanya memakan biaya produksi kurang dari US$ 1 per-buah.
Namun, menurut kesaksian mantan karyawan GM yang diutarakan kepada Reuters, GM menolak untuk menggantinya. Penggantian kontak tepat sebelum pelaksanaan produksi akan memakan biaya ratusan ribu dolar untuk proses retooling pabrik, dan akan menyebabkan jadwal peluncuran Ion meleset. Penundaan semacam itu, selain melukai reputasi GM, juga akan memakan biaya besar.
Menurut Delphi, GM memutuskan untuk melanjutkan ke tahap produksi dengan kontak sub-par pada Februari 2002, hanya lima bulan sebelum jadwal peluncuran Saturn Ion yang pertama. Keputusan ini ternyata menimbulkan konsekuensi yang harus ditanggung sang produsen mobil hingga 12 tahun lamanya.
Bob Lutz, vice chairman yang bertanggung jawab dalam pengembangan produk GM 12 tahun lalu, menolak berkomentar terkait masalah ini walaupun tidak ada bukti yang mengindikasikan keterlibatan atau pengetahuannya mengenai keputusan penggunaan kontak yang kontroversial itu.
Kepala desainer untuk kunci kontak Ion saat itu adalah Ray DeGiorgio, seorang insinyur GM yang bersaksi bahwa ia telah mengembangkan proyek bersama dengan tim insinyur dari Delphi. Kontak Ion merupakan proyek pertama dimana DeGiorgio berperan sebagai kepala desainer. Ia adalah satu diantara dua insinyur GM yang diminta untuk cuti (dan tetap dibayar) untuk alasan yang tidak dikemukakan. Tidak jelas apakah ia terlibat dalam keputusan untuk tidak mengganti kunci kontak pada 2002 lalu, dan usaha Reuters untuk menghubunginya, sejauh ini, tidak pernah berhasil.
Pelajaran dari Recall
Biaya menjadi salah satu isu terbesar yang harus dihadapi oleh setiap perusahaan, termasuk raksasa otomotif seperti GM. Sayangnya, masih ada banyak perusahaan menerapkan strategi penghematan biaya yang tidak tepat, disamping adanya kepentingan-kepentingan lain diluar ranah operasional. Yang jelas, perusahaan tidak seharusnya mengorbankan kualitas produk, apalagi yang terkait dengan keselamatan pelanggan (dan karyawan), ketika memutuskan untuk memangkas biaya.
Banyak cara lain yang lebih aman dan menguntungkan untuk memangkas biaya dan memenuhi jadwal produksi, seperti metode-metode Continuous Improvement yang banyak digunakan oleh perusahaan di dunia. Kebijakan dan strategi untuk melakukannya-pun harus didasarkan pada orientasi kepada pelanggan.***RW