Ada perubahan terjadi sehubungan dengan standar ISO 9001 pada sistem manajemen mutu.

Perubahan ini memang sudah diperkirakan sebelumnya. Karena semua standar ISO selalu ditinjau kembali setiap tiga sampai lima tahun. Hal ini menurut pihak ISO seperti dilansir Industryweek,  bertujuan untuk memastikan apakah diperlukan revisi agar standarnya sesuai dan relevan dengan kondisi pasar saat ini.

“Dalam hal sistem manajemen mutu, itu artinya tentu saja produk dan jasa secara konsisten harus dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan,” jelas ketua subkomite ISO Nigel Croft, seperti yang terpapar di halaman situs organisasi tersebut.

Saat ini, ISO 9001 sudah dalam tahap akhir dari proses revisi, dan diharapkan edisi barunya sudah bisa terbit di 2015.

Meskipun isinya tetap mempertahankan fokus penerapan standar yang berbasis pada pendekatan proses  (process-based approach), namun ada beberapa perubahan yang diuraikan dalam ISO 9001: 2015 edition.

Revisi ISO 9001 berfokus pada tiga konsep:

  1. Pendekatan berbasis proses akan sangat menekankan bahwa sistem manajemen mutu harus sepenuhnya selaras dengan arah strategi organisasi.
  2. Pendekatan berbasis proses dilakukan dengan menggunakan metodologi PDCA (plan-do-check-act), yang berlaku baik untuk proses individual maupun sistem manajemen mutu secara keseluruhan.
  3. Aturan standar secara keseluruhan berfokus pada pemikiran berbasis risiko (risk-based thinking) yang bertujuan untuk “mencegah hasil yang tidak diinginkan.

Pemungutan suara yang dilakukan baru-baru ini sudah menyetujui rancangan terbaru revisi standar ISO 9001 tersebut, dan akan melalui tahap berikutnya, yakni ke Final Draft International Standard.

Dalam update-nya Croft menjelaskan bahwa subkomite juga akan meninjau komentar yang masuk dari hasil pemungutan suara terakhir dan akan segera menghasilkan rancangan akhir.

Baca juga  Lebih Rapi, Lebih Efisien! Kenali Budaya Jepang 5S!

Croft juga memberikan catatan bahwa akan ada masa transisi selama tiga tahun bagi perusahaan untuk bermigrasi  ke standar ISO yang sudah diperbarui setelah edisi baru diterbitkan.

Dia juga menyarankan agar perusahaan bisa membaca draft revisi terlebih dahulu dibanding menunggu sampai edisi baru diterbitkan. “Lebih baik kita lihat dulu draftnya, supaya kita bisa secara kolektif mendapatkan keuntungan dari perubahan standar ini,” katanya.***

Sumber: Industryweek