Presiden RI Joko Widodo didampingi Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Panjaitan, Menteri BUMN RI Erick Thohir, Menteri Sekretaris Negara RI Pratikno, dan Menteri Investasi RI Bahlil Lahadalia meresmikan langsung Pabrik Hot Strip Mill (HSM) 2 PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon.
Dalam sambutannya Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa walaupun di masa pandemi, proses transformasi BUMN terus dilakukan untuk menjadi BUMN kelas dunia, semakin profesional, kompetitif dan menguntungkan. Proses transformasi BUMN yang dilakukan adalah mulai dari restrukturisasi di BUMN, pembentukan holding dan sub holding hingga pembentukan klaster-klaster industri strategis.
Berteknologi Tinggi
Pabrik HSM 2 ini menggunakan teknologi modern dan terbaru di industri baja. Hanya ada dua di dunia industri baja yang menggunakan teknologi tinggi ini, yaitu di Amerika Serikat dan di Indonesia yaitu di Krakatau Steel. Pabrik HSM 2 dengan kapasitas 1,5 juta ton per tahun ini menghasilkan produk HRC. Dengan tambahan kapasitas Pabrik HSM 2 yang merupakan produsen baja HRC kualitas premium di Indonesia, maka produksi HRC Krakatau Steel menjadi berkapasitas total 3,9 juta ton per tahun. Dengan beroperasinya pabrik HSM 2 diharapkan dapat menekan impor produk baja di Indonesia sehingga dapat menghemat devisa negara. Target pemerintah adalah industri nasional bisa mengurangi impor baja sebanyak 35 persen pada 2021. Produksi baja nasional saat ini sekitar 11 juta ton per tahun.
“Saya berpesan agar hasilkan produk baja berkualitas agar dapat memenuhi kebutuhan dunia industri di negara kita dan saya yakin akan dapat menjadi komoditas yang bersaing di pasar regional maupun global. Terus kita dukung pelaku industri baja dan besi, mendukung BUMN kita agar menjadi profesional dan terus menguntungkan untuk mewujudkan Klaster 10 Juta Ton Industri Baja di Cilegon yang ditargetkan akan terealisasi di tahun 2025,” tegas Presiden Joko Widodo.
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, di masa pandemi di tahun 2020, perusahaan BUMN telah dapat berkontribusi sebesar Rp375 triliun, bahkan Krakatau Steel yang kemarin delapan tahun merugi saat ini sudah mampu membukukan laba hingga Rp800 miliar. Investasi Krakatau Steel pun berjalan di tengah angin bisnis yang bersahabat. Serapan produk baja di pasar domestik pada 2020 meningkat 30 persen. Selain karena industri baja domestik seperti Krakatau Steel terus meningkatkan daya saing, baja murah dari luar negeri, terutama dari Tiongkok, juga menyusut. “Perbaikan kinerja ini akan meningkatkan akuntabilitas dan daya saing perusahaan BUMN. Semoga Krakatau Steel terus menjaga peningkatan performance-nya menjadi lebih kompetitif,” tambah Menteri BUMN RI Erick Thohir.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy mengatakan bahwa pembangunan Pabrik HSM 2 dengan nilai investasi sebesar Rp7,5 triliun ini didirikan bertujuan untukmeningkatkan kapasitas produksi baja nasional dan dalam rangka meningkatkan daya saing produk baja produksi Indonesia. HSM 2 ini lebih efisien, bisa memangkas biaya operasi hingga 25%. Adapun produk HRC hasil dari Pabrik HSM 2 ini nantinya akan diutamakan untuk mengisi pangsa pasar otomotif yang membutuhkan kualitas produk baja terbaik. Hal ini seiring dengan rencana Indonesia untuk menjadi salah satu pusat produksi mobil listrik dunia.
“Konsumsi baja dalam negeri akan semakin tumbuh seiring dengan pembangunan infrastruktur, industri dalam negeri, dan perekonomian Indonesia. Dalam kurun waktu 5 tahun, konsumi baja dalam negeri per kapita per tahun meningkat 40%. Sehingga sesuai dengan amanat Presiden RI, Krakatau Steel dan industri baja dalam negeri akan mengisi pemenuhan kebutuhan industri baja nasional tersebut,” ungkap Silmy.
Terus Lakukan Efisiensi Berkelanjutan
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk terus dapat meningkatkan kinerja pasca dilakukannya restrukturisasi dan transformasi secara menyeluruh. Restrukturisasi dan transformasi berhasil mengubah Krakatau Steel menjadi perusahaan yang sehat dan berdaya saing setelah delapan tahun merugi. Tahun 2020 Krakatau Steel mampu mencatatkan laba sebesar Rp326 miliar dan hingga Juli 2021 Krakatau Steel terus melanjutkan tren peningkatan kinerjanya dengan meraih laba bersih sebesar Rp609 miliar.
“Perbaikan kinerja Krakatau Steel terus berlanjut walaupun di masa pandemi. Krakatau Steel mampu menjaga kinerja positifnya, hingga Juli 2021 Krakatau Steel berhasil membukukan penjualan sebesar Rp17,7 triliun, naik 44,1% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020,” jelas Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim.
Silmy menambahkan, upaya peningkatan ekspor menjadi bagian dari strategi Krakatau Steel untuk membantu kinerja penjualan produk baja Krakatau Steel di masa pandemi. Produk Hot Rolled Coil dan Hot Rolled Plate menjadi produk utama Krakatau Steel yang di ekspor ke berbagai negara di Eropa seperti misalnya Portugal, Spanyol, Jerman, Italia, dan Belgia, juga ke negara Malaysia dan Australia.
Efisiensi yang berkelanjutan juga terus dilakukan Krakatau Steel. Hingga Juli 2021 ini Krakatau Steel mampu menurunkan kembali fixed cost hingga 19% dan variable cost hingga 11%. Upaya efisiensi ini meneruskan penghematan yang sudah dilakukan di tahun 2020 dengan penurunan biaya operasional hingga 41%.
Dalam hal restrukturisasi keuangan, Krakatau Steel berhasil melakukan restrukturisasi hutang pada tahun 2020 yang pada saat itu menjadi restrukturisasi terbesar di Indonesia dengan jumlah Rp29 triliun. Melalui restrukturisasi hutang, Krakatau Steel dapat menurunkan total beban bunga hutang selama sembilan tahun dari Rp12,3 triliun menjadi Rp6,7 triliun sehingga total penghematan yang didapat dari restrukturisasi hutang tersebut adalah sebesar Rp9,9 triliun. “Di Kuartal 4 tahun 2021 ini restrukturisasi hutang Krakatau Steel akan berkurang sebesar Rp2,9 triliun,” tambah Silmy.
Transformasi dan SDM
Transformasi dan restrukturisasi ini juga menyentuh pada area organisasi dan SDM, termasuk di dalamnya transformasi budaya perusahaan. Peningkatan kualitas SDM setelah dilakukannya restrukturisasi merupakan kunci sukses dari keberhasilan transformasi sehingga Krakatau Steel terus mendorong talenta-talenta terbaiknya untuk bekerja dan menghasilkan kontribusi yang berdampak pada kinerja.
Krakatau Steel juga semakin memperkuat bisnis dan meningkatkan nilai perusahaan di anak-anak usahanya dengan membentuk Subholding Krakatau Sarana Infrastruktur pada bulan Juni 2021 dan Subholding Krakatau Baja Konstruksi pada Agustus 2021. Pembentukan kedua subholding dilakukan dalam tempo yang relatif singkat, terbentuk dalam waktu 3 bulan.
Melalui pembentukan subholding akan mempermudah perencanaan serta pengendalian operasional ke depan untuk sinergi, optimalisasi kinerja dengan beberapa inisiatif seperti program efisiensi, operational excellence, digitalisasi, penguatan pangsa pasar melalui strategi hilirisasi, serta membangun bisnis model yang lebih baik.
Memasuki usia yang ke-51 tahun pada 31 Agustus 2021 lalu, Krakatau Steel telah meluncurkan visi dan misi baru yang disesuaikan dengan transformasi dan kondisi saat ini. Visi Krakatau Steel yang baru adalah menjadi korporasi yang kompetitif, untung, dan terpercaya. Visi ini menjadi dasar bagi Krakatau steel mengenai hal yang ingin dicapai.
Selain menerapkan visi misi baru, nilai-nilai AKHLAK (amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif) pun diterapkan dalam mendukung visi dan misi baru Krakatau Steel. Nilai AKHLAK ini menjadi nilai utama (core values) bagi korporasi dan dan seluruh karyawan di mana nilai yang sudah ada yaitu progressive, collaborative, dan robust menjadi karakter dalam mendukung terlaksananya budaya perusahaan yang unggul. Semua nilai ini akan diamalkan, dijalankan, saling melengkapi dan menguatkan untuk kebaikan perusahaan.
Digitalisasi
Dalam menunjang peningkatan kinerja, Krakatau Steel mengaplikasikan program digitalisasi pada setiap aktivitas bisnisnya. Digital Control Tower yang mampu memberikan laporan progres aktivitas perusahaan secara real time akan mempercepat proses pengambilan keputusan manajemen. Selain itu Krakatau Steel pun akan meluncurkan aplikasi penjualan baja secara daring KRAS Mart marketplace pada akhir September 2021 ini.
“Pada Kuartal 4 2021, ada tiga inisiatif strategis yang akan dilakukan Krakatau Steel. Ketiga inisiatif tersebut adalah rencana pengoperasian kembali fasilitas yang di masa lalu tidak optimal, pemilihan mitra strategis untuk Subholding Krakatau Sarana Infrastruktur, serta perbaikan portofolio bisnis. Dengan inisiatif tersebut kami yakin Krakatau Steel akan semakin maksimal dalam meningkatkan kinerja positifnya,” tutup Silmy.
Sumber: krakatausteel.com, Indonesia.go.id