Progress cannot be generated when we are satisfied with existing situations, salah satu quote Taichi Ohno, inisiator program TPS di Toyota. Ohno menginisiatif setiap orang untuk selalu melakukan perbaikan. Meningkatkan produktivitas dengan mentiadakan inefisiensi dalam proses produksi.

Secara evolusioner TPS berkembang di dunia. Lean Thinking yang menjadi inti TPS, menjadi idola di sejumlah industry bukan hanya di industry manufaktur. Keberhasilan TPS di perusahaan Toyota tidak lepas dari seluruh individu yang mampu menjalankan perannya secara optimal. Bahwa setiap orang di Toyota mempunyai kesempatan untuk memberikan masukan dan melakukan perubahan dalam memajukan perusahaan.

Toyota memahami elemen “people” sebagai elemen dan nilai bisnis yang sangat penting. Karena untuk menciptakan produk yang baik diperlukan pengembangan individu yang baik pula. Dengan mengusung dua pilar penting, continuous improvement dan respect for people, Toyota mampu bertransformasi menjadi produsen raksasa otomotif di dunia bahkan menggeser General Motors (GM) dalam hal pendapatan.

Bagaimana Toyota mensinergikan kedua pilar penting di perusahaan? Bagaimana Toyota membangun orang-orang di perusahaan? Bagaimana orang-orang di Toyota bisa melakukan perbaikan? Kita bisa melihatnya dalam 10 prinsip bekerja yang diajarkan oleh Ohno. Berikut ulasannya:

1. Kamu adalah biaya. Dalam konteks perusahaan, setiap orang adalah sumber biaya. Ia digaji, diberi ruang kerja, dan berbagai fasilitas untuk kerja. Logisnya, kita bekerja menghasilkan sesuatu, jauh melebihi dari biaya yang dikeluarkan untuk kita. Bila tidak demikian maka kita adalah beban perusahaan. Hal-hal yang sifatnya beban, harus dibuang.

[cpm_adm id=”12044″ show_desc=”no” size=”medium” align=”none”]

2. Selalulah katakan,”Saya bisa.” Selalulah mencoba. Tidak ada hal yang kita putuskan tidak bisa, sebelum kita mencobanya. Saya coba, dan saya bisa. Saya coba banyak hal, membuat saya bisa banyak hal. Tidak ada orang yang serba bisa. Kita tidak serba bisa. Tapi kita bisa mencoba, dan menjadi bisa.

Baca juga  7 Fakta Menarik dari Metode Inovasi Design Thinking

3. Tempat kerja adalah guru. Hanya di tempat kerjalah kamu bisa menemukan jawaban. Dalam bahasa Jepang ini disebut genba shugi. Belajarlah dari hal-hal yang kamu kerjakan. Bukan sekedar melakukannya dengan pikiran kosong.

4. Lakukan segala sesuatu dengan segera. Memulai sesuatu sekarang adalah satu-satunya cara untuk menang. Jangan biasakan menunda, membuat pekerjaan menumpuk, sehingga kita tak sanggup lagi mengatasinya

5. Sekali mulai, lakukan dengan gigih sampai tujuan tercapai. Tidak ada tujuan yang tidak bisa dicapai. Tak ada mimpi yang tak bisa diraih. Tak ada jalan buntu.

6. Jelaskan hal-hal sulit dengan mudah. Puncak pemahaman seseorang adalah saat ia mampu menjelaskan hal sulit dengan cara yang mudah dipahami orang. Berempatilah pada orang yang belum paham. Itu hanya bisa dimiliki oleh orang yang punya kemauan kuat untuk berbagi.

7. Kemubaziran itu selalu tersembunyi. Jangan sembunyikan. Jadikan ia selalu terlihat, sehingga selalu disadari sebagai masalah. Biasakan untuk berpikir, mencari sumber kemubaziran, dan memunculkannya ke permukaan.

8. Gerakan sia-sia sama halnya dengan memperpendek umur. Hidup ini terbatas waktunya. Hidup kita dinilai dari berapa banyak hal bermanfaat yang kita lakukan selama hidup.

9. Perbaiki yang sudah diperbaiki, untuk jadi lebih baik lagi. Tidak ada kesempurnaan dalam hidup. Selalu ada ruang dan kesempatan untuk meningkatkan kualitas. Tidak boleh ada kata berhenti atau selesai untuk perbaikan.

10. Kebijaksanaan ada pada setiap orang. Yang membedakannya adalah yang mempraktekkannya. Kebijaksanaan bukan bawaan lahir. Ia dihasilkan dari sikap yang terus menerus diasah dalam interksi kita dengan orang lain. Sumber : Kompas.com