Kompetisi yang kian memanas memaksa para pelaku di industri retail, distribusi dan manufaktur mengerahkan segala upaya untuk memenuhi permintaan dengan lebih cepat dan akurat.

Pelanggan akan selalu menginginkan akses yang lebih cepat kepada barang yang mereka beli. Karena itulah, pengiriman semalam menjadi semacam norma dalam bisnis, opsi pengiriman di hari yang sama, serta pengambilan di toko menjadi kian populer. Hal yang sama dirasakan oleh banyak manufaktur yang menjalankan proses industri: permintaan untuk mendapatkan inventori dan spare part tambahan harus dipenuhi nyaris secara real-time untuk memastikan operasi yang tidak terinterupsi.

Untuk memenuhi permintaan pelanggan, pusat-pusat distribusi dan gudang-gudang penyimpanan yang jumlahnya semakin banyak berlomba untuk meningkatkan kinerja pengelolaan gudang. Tujuannya adalah untuk mengkombinasikan teknologi otomasi alias automation dan memperbaiki proses kerja untuk mengurangi waktu pengambilan, pengepakan dan pengiriman.

Teknologi automation yang tersedia cukup bervariasi untuk meningkatkan kecepatan serta akurasi proses pengambilan. Ketika sistem penyimpanan yang demikian dinamis ditandemkan dengan prosedur aliran kerja yang telah diperbaiki terkait pemenuhan order, pengambilan dan pengiriman, fasilitas distribusi akan mampu memperpendek waktu  dan akurasi pengambilan barang dengan signifikan. Bahkan, bukan tidak mungkin dapat memenuhi pengiriman dalam semalam dengan waktu cut-off harian yang lebih panjang. Hal ini akan memperbaiki keseluruhan pengelolaan inventori dalam fasilitas dan mendorong kepuasan pelanggan.

Perkakas dan Strategi Baru

Penggunaan automation biasanya terkait aktivitas pengambilan part dan pemenuhan order. Automation akan memberikan beberapa perbaikan, seperti:

1. Peningkatan Produktivitas Karyawan

Dengan membawa produk kepada karyawan yang bertugas untuk mengambil, sistem pengambilan otomatis akan mengurangi waktu dan usaha yang biasanya diperlukan untuk mencari produk secara manual. Dengan demikian, efisiensi pengambilan barang akan meningkat, begitu juga dengan produktivitas karyawan, volume, dan throughput rate secara keseluruhan. Secara spesifik, penggunaan automation dapat meningkatkan rata-rata pengambilan hingga 800%, dan mengurangi kebutuhan tenaga kerja. Hasilnya, jumlah tenaga kerja bisa dikurangi, atau karyawan bisa dialih-fungsikan kepada aktivitas yang lebih value-added, seperti pengepakan, pengiriman, dan pemeriksaan kualitas untuk memastikan akurasi.

Baca juga  KAI Berkomitmen untuk Capai Zero Net Emission

2. Meningkatkan Akurasi Pengambilan

Sistem pengambilan berbasis software yang sekarang ini marak digunakan juga bisa meningkatkan akurasi pengambilan, menjadi diatas 99% akurat. Perbaikan ini akan mempercepat pemenuhan order dan memungkinkan waktu cut-off lebih lama setiap hari, tanpa berkompromi dengan garansi pengiriman satu malam dan pengiriman di hari yang sama.

3. Meningkatkan Utilisasi Ruang

Dengan memaksimalkan penggunaan ruang berlebih di gudang (dari lantai hingga langit-langit), sistem penyimpanan dan pengambilan yang dinamis bisa mengurangi kebutuhan ruangan sebesar 65% hingga 85%. Dalam banyak kasus, “ruangan baru” ini bisa digunakan untuk menambah inventori, menyimpan inventori yang tadinya disimpan di tempat yang jauh, dan aktivitas lain yang bisa menambah pendapatan.

4. Kondisi Kerja Lebih Baik

Sistem pengambilan otomatis dapat membantu mengurangi aktivitas berjalan kaki dalam pekerjaan sehari-hari. Karusel otomatis yang menjadi bagian dari sistem dirancang secara ergonomis, membantu pekerja menjangkau barang-barang di posisi yang sulit.

Variasi teknologi automation seperti karusel horizontal/vertikal, dan modul lift vertikal, serta strategi optimasi tersedia untuk membantu operator gudang mengatasi keterbatasan dan inefisiensi dari pekerjaan manual. Terlebih lagi, karena opsi-opsi teknologi ini pada dasarnya modular, sistem automation saat ini dapat dilakukan secara bertahap dari waktu ke waktu. Kemudahan ini memberikan fleksibilitas kepada manajer gudang untuk mengelola isu-isu terkait pengeluaran dan pelatihan. Manajer juga dapat menganalisa hasil yang terjadi untuk melakukan fine-tune terhadap rencana optimasi selanjutnya. Tujuan akhirnya tentu saja, return on investment alias ROI.***