Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) akan semakin menguatkan sinergi kebijakan guna menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Ada dua strategi jangka pendek yang dilakukan.
“Pertama, kebijakan untuk meningkatkan investasi, baik dari sisi pemerintah maupun swasta. Kedua, kebijakan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dalam rangka menjaga konsumsi domestik,” ucap Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro usai rapat FKSSK, di Jakarta, Kamis (14/8/2015).
Untuk meningkatkan investasi, para anggota FKSSK mengeluarkan kebijakan percepatan belanja serta stimulus untuk meningkatkan investasi korporasi dan daya saing produk dalam negeri. “Termasuk kebijakan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur,” imbuh Bambang.
Adapun terkait dengan belanja dan stimulus oleh pemerintah, Bambang menyampaikan Kementerian Keuangan telah menerbitkan kebijakan pengamanan penerimaan dan pembiayaan APBN, baik dari penerimaan pajak maupun utang.
Bambang juga menuturkan, bahwa strategi peningkatan penerimaan pajak difokuskan pada reinventing policy, penerapan faktur pajak elektronik, dan ekstensifikasi. “Adapun pembiayaan APBN dari utang diarahkan untuk menjaga stabilitas pasar SBN, pendalaman pasar, dan pengembangan basis investor,” kata dia lagi.
Sementara itu untuk meningkatkan daya beli masyarakat dalam rangka menjaga konsumsi domestik, anggota FKSSK telah bersinergi untuk memberikan insentif guna menambah daya beli masyarakat, menurunkan harga barang dan jasa, serta meningkatkan ketersediaan kredit yang disalurkan melalui lembaga keuangan.
Rapat FKSSK menyimpulkan, berdasarkan hasil asesmen triwulan II-2015, stabilitas sistem keuangan dan makro ekonomi masih cukup terkendali di tengah tekanan eksternal maupun domestik. Berdasarkan hasil kajian dan kebijakan yang ditempuh oleh masing-masing lembaga, FKSSK optimistis terhadap prospek ekonomi Indonesia pada semester II-2015.***
Sumber: Kompas.com