SHIFT Photo: IKEA Alam Sutera
SHIFT Photo: IKEA Alam Sutera

Rahasia sukses IKEA dibalik operasional backend yang mulus dan proses supply chain yang efisien

IKEA yang baru saja memasuki pasar Indonesia 15 Oktober lalu langsung diserbu penggemarnya. Di gerai seluas 35.000 meter persegi itu, pengunjung bisa memuaskan diri berbelanja perabot, mencari inspirasi interior, hingga mencoba kuliner khas Swedia. Tidak heran jika gerai peritel asal Swedia yang berada di Alam Sutera itu kebanjiran pengunjung pada hari pembukaannya. Bahkan, IKEA berencana untuk membuka gerai keduanya di Jakarta.

Pengunjung mengaku menyukai produk IKEA karena kesederhanaan, harga yang terjangkau, konsep eco friendly dan desainnya yang sophisticated. Sebelum tersedia gerai di Indonesia, beberapa pelanggan bahkan sampai pergi ke Singapura atau Malaysia untuk membeli produk IKEA. Namun, di balik produk dan konsep yang IKEA tawarkan, ada beberapa rahasia sukses yang membuat perusahaan ini mampu terus melebarkan sayap ke berbagai negara.

Perusahaan retailer furnitur terbesar di dunia memiliki 351 gerai di 43 negara (September 2014). Bukan hanya pelanggan yang dibuat terkesan dengan produk furnitur berkualitas berharga terjangkau milik IKEA, namun juga para kompetitor dan perusahaan di seluruh dunia. Pasalnya, IKEA memiliki sistem supply chain yang unik dan teknik manajemen inventori khusus yang sudah lama mereka praktekkan.

Jika diperhatikan, gerai-gerai IKEA selalu besar dan memiliki setidaknya 9.500 produk! Lalu bagaimana cara IKEA menjual sekian banyak produk dengan harga terjangkau, namun tetap mampu menjaga stok tetap stabil?

Visi IKEA

Sebelum mulai menerapkan strategi apapun, IKEA menetapkan visi yang jelas: ingin menyediakan produk furnitur rumah tangga dengan desain yang baik, fungsional, dengan harga serendah mungkin sehingga bisa dijangkau oleh sebanyak mungkin pelanggan. Semua fungsi di perusahaan, termasuk operasi supply chain dan manajemen inventori, bekerja bersama untuk menunjang perwujudan visi ini.

Baca juga  Inspirasi dari Lapangan: Pelajaran Operational Excellence dari Permainan Basket

Penghematan Biaya dalam Rancangan Furnitur

IKEA merancang produk-produk yang unik dan hanya membutuhkan biaya manufaktur rendah. Selain itu, mereka juga memiliki aturan yang ketat terkait fungsi, distribusi efisien, kualitas dan dampak produk terhadap lingkungan.

Dalam sebuah studi kasus, sebanyak lebih dari 50% produk dibuat dari material yang tahan lama atau hasil daur ulang. IKEA memang berusaha untuk memakai sesedikit mungkin material untuk memproduksi produknya, tanpa mengorbankan kualitas dan durabilitasnya. Dengan menggunakan sesedikit mungkin material, perusahaan berhasil memangkas biaya transportasi. Makin sedikit material yang harus diangkut, makin sedikit pula biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar, tenaga kerja, dan pengiriman.

Hubungan Baik dengan Pemasok

Salah satu kunci sukses IKEA adalah komunikasi dan hubungan yang maik dengan pemasok material dan manufaktur. Dengan hubungan baik, mereka bisa mendapatkan harga yang lebih murah.

IKEA memang perusahaan ritel dengan volume besar. Mereka membeli produk dari 1.800 lebih pemasok di 50 negara, dan menggunakan 42 kantor jasa perdagangan di seluruh dunia untuk mengelola hubungan dengan pemasok. Perusahaan menegosiasikan harga dengan pemasok, memastikan kualitas material, dan terus menjaga stabilitas sosial dan pekerjaan.

Walaupun IKEA mendukung kompetisi antara pemasoknya untuk memastikan harga dan material terbaik, mereka juga percaya pada kekuatan hubungan bisnis jangka panjang dengan pemasok dengan menanda-tangani kontrak jangka panjang, yang juga dibuat untuk memastikan harga tetap rendah.

Sebagai contoh, IKEA memiliki semacam code of conduct yang disebut IKEA Way of Purchasing Home Furnishing Products (IWAY). Didalamnya terdapat aturan-aturan dan tata cara yang membantu para manufaktur mengurangi dampak aktivitas mereka terhadap lingkungan. Peraturan yang ada pada IWAY meningkatkan standar dengan mengembangkan aktivitas bisnis berkelanjutan, yang memberikan dampak positif di lingkungan bisnis tempat para pemasok beroperasi.

Baca juga  Mengantisipasi resistensi dalam proses transformasi

Semua standar yang ada juga menunjang komitmen IKEA untuk memberikan “harga murah namun tidak murahan”. Walaupun IKEA ingin pelanggannya menikmati harga produk yang murah, namun murahnya harga tersebut tidak didapatkan dengan mengorbankan prinsip-prinsip bisnis mereka.

Perakitan “Do-It-Yourself” yang Menurunkan Biaya Kemasan

Mayoritas furnitur IKEA dijual dalam bentuk bagian-bagian untuk dirakit sendiri oleh pembeli. Bagian-bagian tersebut dikemas dengan efisien dalam kemasan yang ringkas dan relatif tipis sehingga mudah dimuat dalam truk pengangkut. Karena jumlah produk yang bisa diangkut dapat dimaksimalkan dalam setiap pengangkutan, IKEA mampu menghemat banyak di sisi transportasi.

Kemasan yang unik juga membutuhkan ruang yang lebih sedikit di gudang dan rak penyimpanan, sehingga toko-toko bisa menyimpan stok tambahan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan. Penghematan yang berhasil dilakukan IKEA untuk bahan bakar dan biaya penyimpanan digunakan untuk hal lain yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Di samping itu, kemasan yang ringkas ini juga menguntungkan pelanggan. Salah satu penggemar IKEA di Jakarta, sebelum gerai furnitur asal Swedia ini membuka toko di Tanah Air, selalu membeli dari toko di Singapura atau Malaysia. Ia mengaku tidak kesulitan membawa produk IKEA di bagasi pesawat, walaupun menggunakan penerbangan low cost.

Mengkombinasikan Proses Ritel dan Gudang

Semua gerai IKEA memiliki gudang masing-masing. Di showroom utama, pelanggan bisa melihat-lihat produk. Jika ingin membeli, mereka bisa mengambil produk langsung dari rak penyimpanan. Rak ini tidak seperti rak gudang yang tinggi dan besar; disini pelanggan bisa menjangkau sendiri barang yang diinginkan. Produk-produk cadangan tersimpan pada rak yang berada di atas lokasi rak-rak utama.

Jika produk yang ada di rak penyimpanan habis, petugas toko tinggal menurunkan produk yang disimpan di rak atas. Akvitas ini hanya dilakukan pada malam hari menggunakan forklift dan pallet jack, untuk alasan keselamatan. Barang-barang yang disimpan di bulk storage tidak boleh diambil oleh pelanggan tanpa bantuan petugas. Karena IKEA ingin memaksimalkan self-service, maka jumlah barang disini harus diminimalisir.***

Baca juga  Dua Hal Esensial untuk Menciptakan Perubahan

Apakah 3 faktor ini saja yang menjadi rahasia keunggulan IKEA? Tunggu bahasan selanjutnya di Strategi Manajemen Inventori, Rahasia Produk Murah IKEA? (Bagian II).