Inefisiensi itu mahal. Tidak percaya? Mari kita tanyakan ke Kota New York. Kota New York memiliki sistem kereta bawah tanah yang dikenal tepat waktu. Dan melalui hasil penelitian Kantor Anggaran Independen (IBO) Kota New York, kita bisa melihat besar biaya (kerugian) yang harus ditanggung akibat keterlambatan transit di setiap tahunnya. Mengutip Sixsigmadaily, pada tahun 2017 lalu masalah transit di Kota New York telah menyebabkan pekerja kota kehilangan lebih dari 17.000 jam kerja. Jika dihitung tahunan dengan tarif rata-rata per jam untuk pekerja yang berbasis di Kota New York ($32,40), maka total kerugiannya adalah $842.400.

Produktivitas senilai hampir satu juta dolar terbuang, karena kereta api sesekali terlambat 10 menit dari jadwal. Sebentar, tapi itu adalah kereta bawah tanah dengan sistem yang rumit dan berbasis di salah satu kota terpadat di planet ini. Bagaimana Anda atau orang lain bisa memperbaiki sesuatu yang begitu kompleks ini?  

Jawabannya sederhana – Six Sigma. Benar, Six Sigma untuk Public Transit Improvements. Publik Transit di Kota New York adalah jaringan sistem dan proses yang berulang, disinilah metodologi Six Sigma bisa diimplementasikan untuk perbaikan. Mungkin akan membutuhkan waktu untuk merombak sistem kereta api New York, tetapi mari kita pertimbangkan ini “Jika strategi perbaikan proses dapat membuat kereta ini 1 persen lebih efisien, itu akan menghemat produktivitas sebesar $8.400.Yes, $ 8,400! Untuk peningkatan 1%!”

Selain membenahi sistem perkeretaapian, Kota New York juga menggunakan prinsip Six Sigma DMAIC untuk memperbaiki sistem bus kota dan menargetkan peningkatan hasil transportasi sebesar 20 persen. Bagaimana mereka melakukannya?

Langkah Satu: Mengidentifikasi area perbaikan. Identifikasi Bidang Peningkatan – Dalam studi bus, mereka mensistematiskan pemilihan pengemudi. Pengemudi mana yang terbaik untuk jenis bus ini? Pengemudi mana yang paling cocok untuk rute ini? Setiap keputusan yang mereka buat didasarkan pada logika dan alasan.

Langkah Dua: Mengidetifikasi Area Potensi Berisiko – Setiap perubahan menciptakan risiko. Tetapi ini tergantung bagaimana Anda menentukan apakah itu risiko berharga, atau risiko cukup parah untuk membuat Anda berpikir ulang tentang solusinya. Misalnya, dalam studi bus, mencocokkan pengemudi terbaik dengan rute yang tepat mungkin akan membuat perusahaan menempatkan pengemudi sesuai bakat mereka (di tempat seharusnya). Tetapi di sisi lain bisa membuat pengemudi frustasi dan mendorong mereka untuk mencari pekerjaan lain, tetapi mereka harus menerima risiko ini dan menindaklanjutinya.  

Baca juga  Transform Your Manufacturing Process with Lean Six Sigma

Langkah Tiga: Tes – Setelah Anda mengidentifikasi bidang perbaikan dan risiko tertentu, saatnya untuk mengumpulkan beberapa data yang sulit. Jalankan beberapa tes (bisa menggunakan alat bantu ANOVA, logistic regression, k-means cluster analysis). Dan catat hasilnya.

Langkah Empat: Sesuaikan Pendekatan Anda Berdasarkan Hasil Anda – Tidak ada solusi satu-ukuran-untuk-semua untuk sesuatu sebesar transportasi umum di Kota New York, jadi penting untuk menyesuaikan pengujian berdasarkan hasil yang Anda dapatkan.

Total ada Empat langkah. Ingat, tujuannya bukanlah mengejar kesempurnaan. Jika prosesnya dapat meningkat, maka itu merupakan keuntungan yang signifikan bagi kota. Ketika laju perbaikan terus meningkat, penting untuk tidak berhenti menguji dan mengevaluasi hasilnya.