“Takt” adalah kata dalam Bahasa Jerman yang artinya tongkat yang digunakan konduktor untuk mengatur kecepatan, detak, ketukan, dan waktu permainan musik oleh para anggota orkestra. Karenanya, Takt Time sering juga disebut “Beat Time”, “Rate Time, atau “Heart Beat”. Takt time adalah waktu yang didedikasikan untuk membuat produk untuk memenuhi permintaan pelanggan. Dalam Lean Production, jika anda memiliki Takt Time selama 2 menit, artinya setiap dua menit, produk yang anda jual, atau yang dibeli pelanggan, selesai diproduksi.
Takt Time adalah sebuah pernyataan dimana permintaan pelanggan dinormalkan dan disama-ratakan dalam waktu yang anda pilih untuk berproduksi. Karena itulah, perhitungan Takt Time bukanlah suatu sinyal permintaan pelanggan yang murni. Pelanggan tidak memesan dalam jumlah yang sama setiap hari. Mereka tidak berhenti memesan ketika anda sedang break, atau ketika shift berakhir. Apa yang dilakukan Takt Time adalah membuat permintaan pelanggan sesuai dan pas dengan waktu produksi yang sama. Sayangnya, tidak semua lini produksi memanfaatkan Takt Time.
Lalu, mengapa harus repot menghitung dan menggunakan Takt Time? Inilah “dosa” yang pertama: Banyak pabrik yang beroperasi dengan baik bahkan tanpa mengetahui apa itu Takt Time.
Well, pabrik-pabrik tersebut sesungguhnya menanggung banyak kerugian. Salah satunya adalah tidak adanya kesadaran mendetail mengenai bagaimana segala hal berjalan menit demi menit. Jika saja mereka mampu menemukan cara lain untuk melihat masalah atau bottleneck dengan cepat, bertindak untuk menanggulanginya, diikuti dengan pemutusan rantai masalah dari akarnya, mereka pasti mampu menjadi sama “lean” dengan pabrik yang lain. Jadi, inilah “dosa” kedua: Tidak perlu Takt Time untuk “menjadi lean”.
Apa yang anda perlukan adalah cara-cara untuk menentukan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai konsep Just-in-Time. Hal lain yang anda butuhkan adalah sebuah cara untuk membandingkan apa yang sebenarnya terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi, atau kondisi ideal, secara terus-menerus, lalu sebuah proses yang secara responsif bertindak terhadap segala penyimpangan, sesuai konsep jidoka. Inilah yang membuat produksi menjadi “lean”.
Takt Time hanyalah tool untuk melakukan semuanya; tool yang sangat efektif. Saking efektifnya, beberapa praktisi menilainya sebagai sesuatu yang fundamental. Mengapa? Berikut pembahasannya:
Keuntungan Penggunaan Konsep Takt Time
Takt Time berperan lebih dari sekedar matriks waktu. Konsep ini merupakan cara pikir yang berbeda, yang akan mempengaruhi berjalannya operasional bisnis anda. Peran Takt Time ada dua: Pertama, Takt Time memastikan semua kapasitas dalam produksi direncanakan dan diutilisasi, sehingga spesifikasi hasilnya tetap memenuhi permintaan pelanggan. Kedua, Takt Time menciptakan detak konstan di sepanjang proses, yang akan selalu memperlihatkan isu-isu terkait kapasitas, sinkronisasi selama proses, kualitas dan masih banyak lagi.
Takt Time membuat kalkulasi kapasitas menjadi sangat mudah, walaupun dalam aliran kerja yang kompleks. Anda bisa dengan mudah menentukan apa yang harus dihasilkan oleh setiap proses. Anda bisa menentukan kecepatan mesin dan peralatan lainnya sesuai keperluan. Anda bisa menentukan ukuran batch minimum ketika terjadi changeover. Anda bisa meninjau suatu proses dan dengan cepat menentukan jumlah karyawan yang diperlukan untuk menjalankannya, termasuk melihat celah-celah perbaikan yang dapat membuat perbedaan besar berupa peningkatan produktifitas.
Yang lebih penting, Takt Time memberi pandangan mengenai “kesuksesan setiap unit produksi” kepada anggota tim, terlebih jika anda meminta mereka untuk membandingkan setiap siklus kerja dengan Takt Time. Dengan demikian, tim anda akan bisa mendeteksi dengan cepat ketika sesuatu mengancam produksi output. Dengan kata lain, Takt Time memberi kemampuan pada tim untuk melihat masalah dengan cepat dan merespon sebelum isu-isu sepele menumpuk dan membuat mereka harus bekerja di hari Sabtu.
Untuk mendapatkan semua keuntungan, sangat penting untuk memiliki Takt Time yang benar-benar mempercepat produksi. Perhitungannya harus riil, jelas, dan praktis untuk diaplikasikan pada shop floor. Jika tidak, Takt Time akan menjadi sekedar angka abstrak, teoretis, dan tanpa makna.
Dalam aliran proses yang lebih kompleks, akan ada Takt Time lokal. Sebagai contoh, jika sebuah proses yang melayani lebih dari satu lini harus dijalankan untuk memenuhi permintaan gabungan dari semua lini, maka Takt Time-nya akan lebih cepat dibandingkan semua lini tersebut. Sama halnya, lini feeder yang memproduksi part-part yang tidak digunakan pada setiap unit barang jadi yang diproduksi, seharusnya berjalan lebih lambat.***