LHOKSEUMAWE — Pemerintah tidak berniat menaikkan tarif listrik untuk sektor industri dalam waktu dekat. Tarif listrik untuk sektor industri justru berpeluang turun. Hal ini sejalan dengan penghematan fiskal setelah pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015.
Dilansir dari kompas.com, Presiden Joko Widodo menyampaikan hal itu setelah mendengar ada kekhawatiran sejumlah pelaku usaha di Indonesia. “Di sini perlu saya sampaikan bahwa tarif listrik untuk industri tidak naik. Jangan ada lagi yang menulis tarif listrik akan naik. Baru akan saja sudah ditulis, yang memutuskan saja belum mikir soal itu (kenaikan tarif),” kata Presiden Joko Widodo, Senin (9/3), saat berada di Arun, Lhokseumawe, Aceh.
Menurut Presiden, informasi seperti itu dapat membahayakan iklim investasi. Sebab, pelaku industri tidak akan mau mengembangkan usahanya karena persoalan listrik. Mereka, kata Presiden, bisa berpikir ulang untuk mengembangkan usahanya jika tarif listrik naik. Menurut Presiden, masih banyak hal positif yang bisa diberitakan kepada kalangan usaha.
Presiden berpendapat ada informasi keliru yang masuk ke kalangan usaha. Informasi itu perlu diluruskan agar investasi di Indonesia tidak terganggu.
“Saya tegaskan lagi, tarif listrik untuk industri tidak naik, bahkan ada kemungkinan tarif listrik untuk industri akan turun. Penurunan tersebut memungkinkan karena ada efisiensi pada APBN Perubahan tahun 2015. Karena ada efisiensi, saya perintahkan agar anggaran (hasil efisiensi) itu dipakai untuk menurunkan tarif listrik untuk industri,” papar Joko Widodo.
Lantaran ada efisiensi anggaran, pemerintah menggenjot penggunaan bahan bakar gas, salah satunya untuk pembangkit listrik. Hal inilah yang dilakukan saat ini dengan mengirim gas olahan dari Arun lewat jaringan pipa ke Medan. Penggunaan bahan bakar gas sangat menghemat anggaran.
Penggunaan gas menghemat 30 pesen jika dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar minyak atau batubara. Presiden memberikan contoh, penggunaan gas ke pembangkit listrik di Medan mampu menghemat Rp 70 miliar dalam satu hari. Dalam satu tahun, ada penghematan Rp 2 triliun lebih hanya di satu tempat. “Konsep serupa akan diterapkan di tempat lain,” kata Presiden.