Penggunaan teknologi baru menciptakan kesempatan di tempat kerja dan pada lapangan pekerjaan, demikian yang dikatakan kata Arianna Huffington dan ketua eksekutif Google, Eric Schmidt pada konferensi “The Future of Work”. Konferensi ini membahas dan melihat bagaimana kemajuan teknologi dapat mengubah eksistensi tempat kerja tradisional.
“Meskipun ada banyak kekhawatiran tentang mesin dan teknologi menggantikan manusia, namun pada kenyataannya kita melihat teknologi justru memungkinkan munculnya sejumlah besar pekerjaan baru,” kata Ariana Huffington, editor-in-chief dari The Huffington Post.
Seperti yang dilansir industryweek, konferensi yang diselenggarakan dua hari berturut-turut ini menghadirkan para politisi, pemimpin bisnis, dan intelektual secara bersamaan untuk memperdebatkan peran teknologi di tempat kerja di masa depan.
Schmidt adalah salah satu yang optimis dan mengklaim bahwa di saat banyak orang menuduh teknologi adalah sebuah “penyakit” dunia, justru dalam kenyataannya teknologi merupakan solusinya. Ia menjelaskan bagaimana beberapa proyek yang dikembangkan atau didukung oleh raksasa internet Google telah menciptakan perbaikan dalam pendidikan di Afrika dan kesehatan penderita diabetes. Tujuan utama Google adalah untuk membuat orang lebih cerdas, ujar Schmidt.
Sementara Carl Benedikt Frey dan Michael Osborne dari Universitas Oxford, mengemukakan sebuah hasil studi yang memperkirakan bahwa sebesar 47% dari pekerjaan di Amerika Serikat beresiko menjadi otomatis dalam 20 tahun ke depan. Hal ini membuat beberapa pembicara bersikeras perlunya reformasi mendalam pada pelatihan profesional untuk menghadapi tantangan hilangnya sejumlah besar pekerjaan nanti.
Well, bagaimana menurut Anda? Apakah peran teknologi akan menciptakan lapangan pekerjaan atau justru akan menggantikan tenaga manusia dan mengurangi lapangan pekerjaan?