Tentu anda sudah pernah mencicipi burger di restoran fast food seperti McDondald’s. Percaya atau tidak, roti burger yang begitu sedernana ini telah melalui tahapan produksi yang demikian kompleks, melibatkan berbagai metode dan sistem produksi terbaik untuk menghasilkan produk roti yang lembut, lezat, dan menjadi favorit ribuan orang di dunia. Simak contoh kasus berikut untuk “mengintip” rahasia pembuatan roti-roti burger yang menjadi primadona ini!
Golden West Foods Group adalah grup perusahaan produsen makanan yang memasok sejumlah pabrik dan restoran. Salah satu klien perusahaan asal California ini adalah jaringan restoran McDonald’s di Inggris Raya dan Eropa. Untuk McDonald’s, Golden West Foods memproduksi roti-roti burger, yang diproduksi di tiga pabrik mereka di Manchester, Hemel Hempsted dan Olen di Belgia.
Di Inggris, Golden West Foods telah menjadi pemasok tunggal McDonald’s sejak awal tahun 2000-an, dan harus terus berkembang untuk mengejar tuntutan bisnis akibat ekspansi besar-besaran yang dilakukan McDonald’s. Jika melihat proyeksi pertumbuhan volume dalam lima tahun mendatang, perusahaan makanan tersebut jelas membutuhkan kapasitas produksi yang lebih besar dan mulai merencanakan pembangunan pabrik baru yang diperkirakan akan memakan biaya sebesar 25 juta poundsterling. Namun mereka memahami, sekedar penambahan pabrik baru saja tidak akan cukup. Lagipula, jika dibangun tahun ini, pabrik baru itu baru bisa beroperasi sekitar 2 hingga 3 tahun mendatang.
Sebagai langkah progresif, eksekutif di Golden West Foods memutuskan untuk memaksimalkan output yang menjadi potensi pabrik-pabrik roti yang ada saat ini, untuk memenuhi permintaan jaringan restoran McDonald’s yang tumbuh berkembang begitu cepat. Perusahaan berusaha untuk menghindari gap dengan menjalankan program OEE atau Overall Equipment Effectiveness. Seperti yang kita pahami, OEE adalah sebuah cara untuk meningkatkan produktivitas, hingga pada akhirnya juga meningkatkan kapasitas produksi. OEE menjadi tool yang umum digunakan dalam proyek perbaikan berbasis Lean Manufacturing.
Pada studi kasus berikut, akan dibahas program OEE yang diterapkan di masing-masing pabrik.
Pabrik Pertama: Heywood, Manchester
Disamping meningkatkan produktivitas, program OEE yang dilaksanakan di pabrik ini juga bertujuan untuk mengurangi waste.
Sebelum dilakukan program OEE secara intensif, pabrik roti Heywood telah melakukan penghitungan OEE rutin. Selain itu, mereka menerapkan sistem pengumpulan data OEE berbasis kertas di dua lini produksi roti burger dan satu lini produksi muffin. Informasi yang dihasilkan dengan sistem ini awalnya digunakan sebagai bahan pembahasan pada rapat harian.
Sebagai tambahan, data OEE dan data downtime dari sistem kertas telah dimasukkan dalam sebuah sistem OEE off-line untuk menyusun dan menyatukan data dan mengidentifikasi area masalah utama yang membutuhkan tindakan. Sistem ini menghasilkan data untuk menentukan titik aktivitas continuous improvementyang ditargetkan. Sistem OEE off-line ini juga memungkinkan berjalannya sistem pengaturan mesin yang optimal. Sistem pengaturan mesin ini menghasilkan grafik untuk setiap bagian proses dengan pengaturan variabel atau parameter kunci. Sistem optimasi off-line berbasis komputer digunakan untuk mengoptimasi dan mendefinisikan pengaturan mesin terbaik untuk meningkatkan kapasitas dan produktivitas.
Bagaimana dengan hasilnya?Dalam waktu sembilan bulan, dengan sistem yang dijalankan, kinerja OEE telah bertambah 21%. Rata-rata kinerja OEE per-tiga bulan saat ini sebesar 82%. Bonusnya, waste di lini produksi berkurang setengahnya.
Pabrik Kedua: Hemel Hempsted
Berbekal kesuksesan implementasi di Heywood, Golden West Foods memutuskan untuk mengimplementasikan program yang sama di pabrik roti Hemel Hempsted. Pabrik ini juga memiliki dua lini produksi roti burger.
Tidak seperti Heywood, Hemel Hempsted tidak melakukan pengumpulan data OEE. Karenanya, diputuskan untuk menggunakan sistem OEE berbasis komputer untuk mengumpulkan data secara langsung dari lini produksi. Supervisor di lini produksi bertugas untuk mengisi data tersebut.
Bagaimana dengan hasilnya? Hasil di Hemel Hempsted mirip dengan Heywood, dengan nilai OEE meningkat sebesar 22%. Rata-rata nilai selama 3 bulan adalah 88% selama periode 10 bulan. Sama dengan Heywood, pabrik ini juga berhasil mengurangi waste lebih dari setengah.
Pabrik Ketiga: Olen, Belgia
Program yang sama diimplementasikan di pabrik roti Olen. Programnya sama dengan yang dijalankan di Hemel Hempsted. Perbedaannya adalah program di Olen dijalankan dalam bahasa Flemish, bahasa Belanda yang digunakan oleh orang-orang Flanders. Bahasa Flemish juga digunakan dalam sistem OEE berbasis komputer.
Hasilnya? Selama periode sembilan bulan, OEE meningkat sebesar 17% menjadi 85%.
Implikasi Program Secara Keseluruhan
Dalam waktu dua tahun saja, Golden West mengalami perubahan dramatis pada kinerja OEE-nya. Pada akhir periode, Heywood berhasil meningkatkan nilai OEE menjadi 88%, Hemel 92%, dan Olen 85%. Produktivitas juga meningkat sebesar 20%.
Perubahan tersebut makin lengkap karena adanya peningkatan kapasitas produksi sebesar 25%. Perusahaan memutuskan untuk mengurungkan niatnya membangun pabrik baru, yang setidaknya menyelamatkan mereka dari pengeluaran sebesar jutaan poundsterling selama beberapa tahun kedepan.***