Autonomous maintenance sebagai bagian dari TPM.
Autonomous maintenance sebagai bagian dari TPM.

Apa itu Autonomous Maintenance?

Autonomous Maintenance adalah pilar kedua dari delapan pilar TPM (Total Productive Maintenance), yang diterapkan dalam proses manufaktur. Prinsipnya adalah pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan secara mandiri oleh operator mesin, yang diharapkan untuk memiliki pengetahuan khusus mengenai mesin (equipment). Implementasinya dilakukan dengan pendekatan terstruktur untuk meningkatkan level keterampilan karyawan, hingga mereka mampu memahami, mengelola, dan memperbaiki proses dan mesin yang berada di area tanggung jawab mereka.

Tujuan dari autonomous maintenance adalah mendorong operator untuk berlaku cepat tanggap dan proaktif dalam pemeliharaan mesin, agar mesin selalu berada dalam performa terbaiknya. Operator diharapkan mampu melakukan perbaikan atas kerusakan kecil atau pemeliharaan sederhana atas mesin. Dengan demikian, tenaga maintenance dapat lebih fokus untuk kasus kerusakan yang lebih serius. Dengan terpeliharanya mesin, maka kondisi optimal dan sense of ownership akan dapat tercipta. Tentu saja, pendekatan ini juga akan membantu mengurangi potensi cacat dan breakdown mesin.

Bagaimana Memulai Penerapan Autonomous Maintenance?

Implementasi pilar autonomous maintenance terbagi menjadi tiga fase, dan dilakukan oleh tim yang dalam kesehariannya menggunakan mesin yang menjadi objek autonomous maintenance.

Fase pertama: Pada fase ini tim akan melakukan pemeliharaan terhadap mesin dan menjaga kondisinya tetap prima dengan melakukan restorasi dan menghilangkan penyebab-penyebab kerusakan/mesin mati dan sumber-sumber kontaminasi mesin. Pada tahap ini, tim harus diperkenalkan dengan standar-standar yang mengatur aktifitas pembersihan, inspeksi, pengencangan dan lubrikasi untuk memastikan kondisi mesin selalu baik.

Fase kedua: Pada fase ini tim akan mendapatkan pelatihan mendetil mengenai prinsip operasional sehingga pengetahuan dan keterampilan mereka mengenai perbaikan mesin akan bertambah. Setelah melewati fase ini, tim diharapkan sudah memahami bagaimana cara memperbaiki kondisi mesin untuk menjaganya tetap pada performa standar.

Baca juga  3 Mindset yang Mendorong Budaya Continuous Improvement

Fase ketiga: Pada fase ini, operator mengambil ownership atas mesin mereka masing-masing, dan secara berkelanjutan terus menjaga atau meningkatkan kondisi serta performa mesin, untuk mengurangi losses selama proses.

Apa Keuntungan Autonomous Maintenance?

Penerapan autonomous maintenance akan meningkatkan nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) dengan mengurangi performance loss dan meningkatkan ketersediaan mesin (availability). Selain itu, akan ada perbaikan yang dapat diukur, berkaitan dengan employee engangement dan capability level.

Kesimpulan

Autonomous Maintenance adalah konsep perawatan mesin yang melibatkan operator produksi sebagai pengguna untuk melakukan perawatan dasar. Implementasi pilar ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan tanggung jawab operator produksi terkait mesin, sehingga produktifitas akan meningkat secara keseluruhan. Autonomous Maintenance menggunakan sistem yang terstruktur dan terdokumentasi sehingga program ini dapat berjalan dengan konsisten.***

Jika membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai implementasi Autonomous Maintenance (AM), silakan layangkan email: info@sscx.asia atau hubungi +62 21 576 3020 (Reiko/Puja).

Gambar: (c) Shutterstock.