Ada yang menarik mengenai Toyota Production System, yang ditemukan dalam sebuah artikel lama di New York Times. Selama ini kita memang mengenai Toyota yang superior dalam hal quality control. Tapi tidak banyak yang tahu bahwa balada tradisional seperti “Greensleeves” dan lagu anak-anak “Farmer in the Dell” dan “Popeye the Sailor Man” juga turut ambil bagian dalam sukses Toyota.

Tiga lagu tersebut biasa terdengar dengan melodi ceria di pabrik Toyota ketika seorang pekerja lini produksi menarik tali andon, salah satu dari perangkat quality control yang paling menghibur di pabrik-pabrik Toyota.

“Tali andon adalah perangkat yang fundamental di Toyota. Karyawan di setiap shift menarik tali tersebut ratusan kali setiap harinya,” kata Rick Hesterberg, juru bicara Toyota di pabriknya di Georgetown (AS), dimana mobil Toyota Camry diproduksi.

Dalam Bahasa Jepang, “andon” berarti lampu kecil atau penanda kecil. Tali andon, yang berada dalam jangkauan karyawan di lini produksi, menjadi langkah pertama untuk menghentikan lini ketika terjadi potensi kesalahan. Di Toyota, tali ini seperti menghadirkan “hiburan” tersendiri bagi karyawan, walaupun tujuan diadakannya tali andon jauh lebih penting daripada itu.

Karyawan yang menemukan masalah dalam proses produksi, seperti masalah yang mempengaruhi kualitas, keselamatan, stok inventori menipis, atau bahkan kunci engkol yang terjatuh, akan menarik tali andon. Ketika ditarik, sebuah lampu di papan monitor akan menyala dan musik segera terdengar. Papan ini selalu dimonitor oleh supervisor yang bertugas. Angka yang menyala dan melodi yang terdengar merupakan tanda yang akan menunjukkan lokasi dan karakter masalah yang terjadi. Supervisor akan segera mengetahuinya. Jika masalah tidak dapat terselesaikan dengan cepat, maka lini akan terhenti dan perbaikan segera dilakukan.

Toyota memang dikenal sebagai perusahaan yang memberikan wewenang kepada karyawannya untuk menghentikan lini jika masalah ditemukan. Bahkan, hal tersebut termasuk kedalam tanggung jawab karyawan di area produksi. Itulah yang menjadi esensi Toyota Production System.

Baca juga  Actions speak louder than words, ubah idemu jadi aksi nyata

Menurut Herstenberg, walaupun lini sering dihentikan, Toyota telah menetapkan semacam “buffer” dalam proses sehingga produksi tidak mengalami interupsi dengan efek yang serius. Menurut catatan yang dibuat di tahun 2009, dalam performa terbaiknya, pabrik di Georgetown mampu memproduksi 2000 kendaraan perharinya.

Pengunjung yang datang ke pabrik-pabrik Toyota dijelaskan mengenai sistem andon tersebut, dan seringkali mereka juga mendengar lagu-lagu folk dengan nada ceria diantara deru produksi yang tengah berlangsung. Sayangnya, Toyota tidak pernah memperdengarkan Oasis atau Beyonce. Apakah menurut Anda mereka menerima request lagu, jika ada pelanggan yang meminta?***

Sumber dan gambar: blogs.nytimes.com