Bank Indonesia menghimbau masyarakat untuk bertransaksi secara non tunai. BI menengarai transaksi non tunai cenderung lebih hemat biaya ketimbang transaksi menggunakan uang kartal atau kertas, maupun uang logam.
Meski akan mengurangi penggunaan transaksi tunai, banyak biaya yang bisa ditekan jika masyarakat bertransaksi secara non tunai. Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Farida Perangin-angin menjelaskan bahwa biaya tersebut meliputi pencetakan uang dan distribusi uang.
Biaya operasional untuk transaksi tunai atau biaya cash handling cukup banyak. Misalnya, biaya hitung, biaya keamanan dan biaya kehilangan.
[cpm_adm id=”11784″ show_desc=”no” size=”medium” align=”left”]
Misalnya, ada biaya khusus yang harus dikeluarkan untuk menghitung uang tunai danmasuk ke dalam komponen biaya. Melalui transaksi non tunai, transaksi perekonomian akan lebih efisien.
Semakin efisien ekonomi, pertumbuhan ekonomi semakin tinggi. Berdasarkan data bank sentral, uang kartal yang beredar di Indonesia per Oktober 2016 mencapai Rp 559 triliun.
Dari sudut transaksi non tunai, banka sentral mencatat transaksi kartu kredit sebesar Rp 22,69 triliun per Oktober 2016. Transaksi kartu debit pada periode yang sama mencapai Rp 487,18 triliun. Nilai transaksi yang diproses Sistem Kliring Nasional (SKN) BI per Oktober 2016 mencapai Rp 306,7 triliun. []