
Vietnam tampaknya mulai mengimpor batu bara tahun depan – dua tahun lebih cepat ketimbang perkiraan. Langkah dilakukan guna menghasilkan tenaga listrik yang sejalan dengan permintaan konsumen dan perusahaan, menurut ketua Asosiasi Energi Vietnam pada Kamis.
“Produksi batu bara dalam negeri melambat. Beberapa pembangkit listrik bersumber batu bara akan dioperasikan dalam beberapa tahun mendatang,” kata ketua Asosiasi Energi Vietnam, Tran Viet Ngai, seperti dikutip The Wall Street Journal.
Prediksi Ngai keluar, sesudah perintah Wakil Perdana Menteri Hoang Trung Hai kepada Kementerian Industri, Selasa silam. Hal ini meminta kementerian menyempurnakan rencana impor batu bara, serta mempertimbangkan pemajuan tanggal serta penguatan volume impor, menurut situs peemerintah.
Hai tak merinci kepastian tanggal permulaan impor batu bara. Ia tak bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
Hai meminta produsen batu bara milik negara memaksimalkan eksplorasi dan produksi guna membuat kuota. Ia mengingatkan, produksi jatuh di bawah target pemerintah.
Permintaan listrik di Vietnam diprediksi naik sebesar rata-rata 14% per tahun dalam periode 2011-2015. Selanjutnya sebesar 11% per tahun hingga 2020, menurut Bank Pembangunan Asia.
Batu bara diprediksi memainkan peran besar dalam pemenuhan listrik Vietnam. Hanoi selama ini bergantung pada batu bara dalam negeri. Namun, pasokan semakin sedikit dan mahal.
“Tak mudah bagi Vietnam untuk menaikkan kuota batu bara sekarang, mengingat biaya produksi lebih tinggi. Sementara investasi dalam sektor pertambangan batu bara belum memadai”, papar Ngai. “Kini kita mesti lebih dalam menggali untuk memperoleh batu bara. Impor tak bisa dihindari.
Vietnam memesan impor batu bara dari Indonesia, Australia, India, dan Cina, menurut Ngai. Namun, katanya, yang paling menjanjikan adalah Indonesia dan Australia. Ia menyatakan, impor tahunan kemungkinan naik menjadi 40 juta ton pada 2020 dan 100 juta pada 2030. Pada 2020, Vietnam berpotensi membakar 67 juta ton batu bara per tahun, dari 12 juta pada 2012.
Tenaga batu bara menyumbang 37% dari total kapasitas penghasil listrik Vietnam. Angkanya diprediksi naik 60% pada 2020, kata Ngai.
Sumber utama listrik Vietnam lainnya menghadapi beragam rintangan. Potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) nyaris sepenuhnya lumpuh. Sengketa perdagangan serta masalah kedaulatan menangguhkan penggunaan pasokan gas yang berlimpah. Sumber daya energi terbarukan di luar PLTA berada pada tahap awal produksi. Sementara itu, kompleks nuklir pertama Vietnam tak akan memproduksi energi sebelum 2023.***
Sumber: The Wall Street Journal