Electronic City, salah satu toko ritel elektronik moderen di Indonesia berupaya mengurangi beban operasi melalui penutupan gerai. Penutupan gerai di sejumlah kota tak lepas dari melemahnya daya beli konsumen, sehingga sulit mengejar target penjualan. Bahkan tahun lalu penjualan anjlok.
Perusahaan yang berdiri sedari 2001 pada kuartal I 2016 merugi 6,68 miliar. Padahal tahun sebelumnya masih meraup untung sampai 18,67 miliar.
Selain persoalan daya beli, nampaknya pengaruh penjualan emiten sepanjang kuartal I 2016 turut menjadi penyebab. Akhirnya Electronic City berupaya meningkatkan keunggulan operasional, melakukan perbaikan, improvement di ranah manajemen rantai pasok melalui dua cara.
Perbaikan pertama menggunakan system cross docking di sektor manajemen pergudangan. Produk dari seluruh pemasok digabungkan untuk tujuan pengiriman yang sama, kemudian secepatnya diberangkatkan, tak perlu menyimpan barang di gudang (zero inventory). Perusahaan telah menerapkan sistem tersebut dengan 22 merek dagang besar untuk gerai di luar area Jabodetabek.
Zero inventory nampaknya berkontribusi pada peningkatan availability product di toko dalam jumlah dan waktu yang tepat. Pun, turut meningkatkan service level ke konsumen. Selain perbaikan manajemen pergudangan, Electronic City juga melakukan perbaikan tata kelola rantai pasok melalui penambahan jabatan di jajaran direksi, direktur supply chain, sejak semester dua tahun lalu.
Cara kedua mewujudkan operational excellence (opex), perusahaan membangun pusat industri di Bogor, Jawa Barat, target rampung awal 2017. Menurut Ferry Wiraatmadja, Komisaris Independen Electronic City, sebagaimana dikutip sejumlah media online, menerangkan, untuk menurunkan beban operasional perusahaan melakukan efisiensi biaya sewa, utilitas serta mengotimalkan efisiensi yang tepat.
Mobil toko keliling serta menggunakan piranti digital, merupakan beberapa terobosan perusahaan meningkatkan layanan purnajual lebih efektif. Sedari Juni lalu, Electronik City melalui mendekati konsumen dan masyarakat yang membutuhkan produk elektronik. E-commerce menjadi medium yang tepat memberikan kemudahan melakukan proses pembelian.
Tak hanya memudahkan proses pembelian, promosi online mampu menumbuhkan traffic gerai offline bisa mendongkrak penjualan. Langkah perusahaan menutup gerai bukan berarti menghentikan ekspansi pasar. Sebaliknya, menjadi strategi meningkatkan produktivitas toko, sembari melakukan perbaikan zero inventory di ranah supply chain, mendorong penjualan melalui keunggulan teknologi internet. []