Culture organisasi

Keberhasilan dan kesuksesan bisnis yang berkelanjutan dalam perusahaan tidak akan pernah terjadi tanpa adanya budaya yang luar biasa. Bahkan, tanpa adanya budaya tersebut, kesuksesan tersebut hanya akan berada pada benak semua karyawan saja, tanpa pernah terealisasi.

Namun untuk jangka panjang, setiap bisnis membutuhkan orang-orang untuk membuat budaya tersebut berjalan baik. Setiap perusahaan, khususnya, sangat membutuhkan orang-orang yang bahagia – maksudnya adalah suatu tim yang bekerja dengan sungguh-sungguh bukan hanya sekadar untuk mendapatkan upah. Sebuah organisasi dengan karyawan yang bahagia akan lebih bertahan lama dan mampu berkembang dengan pesat sekalipun terdapat hambatan-hambatan.

Apabila suatu perusahaan memiliki budaya yang tidak sehat, kacau, dan tidak mendukung, bagaimana perusahaan tersebut memperbaiki suatu kesalahan yang telah mengakar selama bertahun-tahun? Berikut adalah 6 hal yang perlu menjadi pertimbangan suatu perusahaan yang ingin memperbaiki dan menciptakan budaya perusahaan yang mendukung dan sehat.

1. Jangan menunggu besok untuk mengambil tindakan

Budaya perusahaan yang buruk dan tidak sehat akan menurunkan produktivitas dan menekan bakat kreatif para karyawan. Sehingga, untuk mengubah budaya perusahaan menjadi lebih mendukung, jangan pernah menunggu hari esok berlalu tanpa mengatasi masalah. Setiap hari yang terlewati oleh perusahaan, maka semakin banyak perusahaan tersebut akan kehilangan profit.

2. Temukan budaya perusahaan yang diinginkan

Hal terpenting dalam budaya perusahaan adalah tidak pernah ada budaya terbaik dalam setiap perusahaan. Setiap tim harus menentukan apa yang terbaik bagi perusahaan. Komunikasi dengan para lini atas juga menjadi hal yang sangat dibutuhkan untuk menentukan perilaku dan tindakan yang akan diambil yang menambah nilai perusahaan.

3. Memahami pengertian “budaya” yang salah

Suatu budaya perusahaan sangat bergantung pada semua orang di organisasi dan sifat serta kebiasaan mereka, bukan pada hal lain. Pemilihan inventaris dengan kualitas tinggi dan makan siang gratis bukan merupakan kebiasaan. Suatu budaya perusahaan harus mengacu pada perilaku, bukan pada alat atau kedok.

Baca juga  Antara Lean dan Agile, Mana yang Lebih Efektif di Masa Kini?

4. Akui adanya seorang penggerak

Suatu perusahaan dan bahkan organisasinya pasti sudah sangat paham dan mengetahui dengan pasti ketika budaya perusahaan menjadi tidak produktif. Orang yang tepat akan sangat mendukung seorang penggerak yang berinisiatif untuk mengatasinya. Tanamkan pada setiap karyawan yang lain bahwa menguatkan budaya merupakan prioritas yang utama dan membutuhkan setiap bantuan anggota tim.

5. Mengatasi budaya karyawan yang tidak sesuai dengan budaya perusahaan

Beberapa orang akan dengan mudah beradaptasi terhadap adanya budaya baru yang telah diusulkan oleh penggerak tersebut. Namun, beberapa yang lain pasti akan menyatakan sikap tidak setuju apabila budaya perusahaan perlu diubah. Berikan kesempatan kepada karyawan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan, karena mereka mungkin memiliki kebiasaan yang keliru yang telah mendarah daging dalam diri mereka, dan perubahan ini pasti menjadi hal baru untuk mereka. Namun tetap perlu diingat bahwa penyesuaian mereka akan menjadi faktor penentu keberhasilan perubahan budaya perusahaan.

6. Komitmen semua pihak

Dalam suatu perubahan budaya perusahaan, dibutuhkan komitmen yang kuat dari seluruh bagian organisasi dari perusahaan. Organisasi perlu memastikan bahwa semua orang dalam perusahaan terfokus dan berkomitmen sepenuhnya untuk perubahan budaya perusahaan untuk jangka panjang.

Seberapa buruk budaya perusahaan, selalu ada kesempatan untuk memperbaikinya. Suatu budaya perusahaan yang positif akan memberikan keuntungan terbesar dalam perkembangan perusahaan, karena ketika semua karyawan dalam perusahaan menikmati pekerjaan dan lingkungan perusahaan membuat mereka nyaman, maka produktivitas akan melonjak. Yang dibutuhkan hanyalah waktu dan kemauan.***