Tumpukan buku nampak memenuhi sudut meja kerja. Rata-rata buku biografi pemimpin Indonesia, pejuang dan pahlawan nasional. Biografi Polisi Hoegeng, tulisan Sultan Hamengku Buwono IX Tahta untuk Rakyat, juga biografi Bung Hatta, lengkap. Ada pula karya Peter Carey Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855).

Rizal Badudu pemilik meja kerja itu. Penulis buku Service Excellence yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas tahun lalu. Rizal Badudu adalah anak kandung almarhum Jusuf Sjarif Badudu, seorang pakar Bahasa Indonesia. Tak heran jika wajah mereka mirip.

Selain menulis buku, anak keenam Jus Badudu itu juga menjadi President Director Layanan Prima Indonesia, konsultan bidang Service & Character Development yang berkantor di sebuah perumahaan di daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Ia mendirikan perusahaan konsultan itu sedari 2001, rata-rata klien dari sektor jasa dan perbankan. Maklum, Rizal telah lama berkecimpung dalam urusan layanan prima di Citibank hingga memutuskan menjadi konsultan pada 1996.

Pria berambut putih itu nampak nyaman di “Rumah-Kerja” miliknya. Sebuah rumah hunian yang disulap fungsinya menjadi kantor. Permukaan dinding ruangan penuh pigura sampul depan buku pelatihan perusahaan yang pernah menjadi kliennya. Perusahaannya memang biasa mengadakan seminar dan inhouse training, bahkan saat ini ia diminta sebuah bank nasional untuk membenahi aspek service dan karakter layanan perusahaan.

Di tempat itu, ia bersama tim menyusun berbagai strategi dan rencana membantu berbagai perusahaan jasa mewujudkan visi, misi serta nilai perusahaan menjadi sikap dan tindakan aktual. “Pasar kami jasa, kecil memang, mungkin lebih seperti penjahit, kami tak pernah membuat produk generik,” tuturnya.

Ia mengilustrasikan profesi konsultan yang ia geluti mirip dengan penjahit di butik. Berpengalaman dalam bidang atau disiplin tertentu, memiliki banyak best practice, namun tak terpancing membuat produk massal dan pabrikan. Sebaliknya tetap santun menggeluti pasar yang terbatas, memberikan karya-karya terbaik.

Service Excellence menjadi karya pertama dalam format buku. Sebuah karya inspiratif tentang cerita-cerita kesuksesan sejumlah perusahaan dengan pelayanan yang khas Indonesia. Rizal Badudu berhasil memotret keunggulan budaya Indonesia sebagai nilai yang mampu memenangi persaingan pasar.

Baca juga  Agile: Metode Inovatif Agar Bisnis Responsif

Saat ini ia berencana menulis trilogi terkait tema people excellence, cerita sehari-hari tentang kebaikan orang Indonesia. Ia yakin di Indonesia masih banyak orang baik. Selama ini pemberitaan media massa tentang korupsi dan tindakan pelanggaran hukum telah memperkecil munculnya kebenaran tentang kebaikan-kebaikan orang Indonesia.

Character Excellence akan menjadi karya kedua di pertengahan tahun depan. Kekagumannya pada sosok-sosok pemimpin berkarakter telah mendorongnya melakukan kajian mendalam kepada sejumlah pengusaha terkemuka di Indonesia.
Ia mengaku telah banyak berbincang, bertukar pikiran dengan beberapa pengusaha di Indonesia tentang pentingnya character excellence. Orang-orang terdekat para pengusaha juga tak luput dari kajian dan penilaiannya. Di tengah silang sengkarut pemberitaan miring pengusaha-pengusaha Indonesia, ia mengaku senang bisa mengetahui banyak pengusaha yang taat hukum, patuh terhadap pemerintah dan regulasi.

“Anda tahu bagaimana mengubah karakter orang Indonesia dengan cepat? Jawabnya mudah, pergi saja ke Singapura nanti turun bandara juga berubah,” guraunya. Lawatannya ke sejumlah negara tetangga di Asia dan Eropa membuatnya banyak merenungkan sejumlah hal tentang sikap dan mental bangsa. Menurutnya, di balik pencapaian operational excellence, service excellence dan sales, people excellence yang paling menentukan gambaran visi dan nilai yang dikembangkan perusahaan.

Satu tema terkait trilogi excellence masih ia simpan untuk memungkasi karya triloginya. Ia berencana mengawali ulasan karya kedua dengan review tokoh-tokoh nasional sebagai sumber insprirasi character excellence. []