Bisnis franchise saat ini tengah mengalami perkembangan pesat dan semakin diminati oleh banyak kalangan. Model bisnis yang menawarkan sistem teruji dan merek yang sudah dikenal ini, menjadi pilihan menarik bagi mereka yang ingin memulai usaha dengan risiko yang lebih terukur. Tren positif ini tidak hanya terjadi di skala global, tetapi juga di Indonesia, di mana franchise telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi.
Sejarah
Catatan paling awal mengenai franchise berasal dari tahun 200 SM, yakni mengenai seorang pedagang bernama Los Kas yang menciptakan konsep jaringan toko berantai untuk mendistribusikan produk makanan bermerek di seluruh Tiongkok. Konsep ini kemudian muncul kembali di Inggris pada Abad Pertengahan dalam bentuk hak franchise sebagai hadiah kepada prajurit dan politisi yang berjasa dari para bangsawan Inggris kala itu. Para penerima hak franchise ini berwenang menarik pajak dalam wilayah tertentu, dengan syarat mereka harus menyerahkan persentase dari uang yang terkumpul ke kas kerajaan.
Perkembangan selanjutnya dalam sejarah, ditandai dengan keberadaan tied houses di Inggris pada tahun 1850s, yaitu pub-pub yang dimiliki oleh pabrik bir tetapi dioperasikan oleh pemegang lisensi yang diikat oleh sebuah perjanjian franchise. Kendati demikian, para pemegang lisensi hanyalah manajer yang digaji dan tidak memiliki kepemilikan penuh.
Sistem franchise mulai berevolusi menuju bentuknya pada masa kini dengan eksistensi perusahaan jahit Singer. Pada tahun 1850 an, perusahaan ini mendirikan jaringan franchise yang dapat melayani dengan cepat. Singer mampu memproduksi mesin jahit dalam jumlah besar berkat teknik produksi massal, sehingga mampu melebihi kapasitas pasar lokalnya. Singer memberikan kewenangan kepada pengusaha untuk membangun gerai dengan syarat mendirikan basis produksi serta mempersiapkan staf maupun suku cadang yang diperlukan. Para penerima franchise yang telah berinvestasi termotivasi untuk mengembangkan bisnis, sehingga menghasilkan tingkat layanan yang lebih baik bagi para konsumen.
Dari sistem Singer, sistem franchise berkembang lebih jauh lagi dengan keberadaan franchise bisnis oleh restoran cepat saji pada tahun 1940an. Dalam sistem franchise bisnis ini, gerai franchise tidak memerlukan koki ahli, namun hanya perlu mengikuti cetak biru yang telah terbukti berhasil. Pendekatan baru ini terbukti sukses besar karena mampu menjamin keseragaman produk, kualitas, dan standar layanan pelanggan. Konsep bisnis ini kemudian semakin berkembang, hingga diadopsi oleh sektor industri lain.
Perkembangan franchise
Di Indonesia, sejarah franchise dimulai sejak tahun 1970-an dengan masuknya merek-merek asing seperti KFC yang dibawa oleh Dick Gelael sebagai master franchise. Kemudian, fenomena ini disusul dengan kedatangan Swensen’s yang menjual es krim, Shakey Pizza, 7-Eleven, dan Burger King.
Pada era 70-an, kondisi ekonomi dan politik Indonesia masih belum stabil dan cenderung tertutup terhadap investasi asing. Belum ada franchise lokal saat itu, dan franchise asing umumnya hanya dikelola oleh master franchise tanpa memberikan hak franchise lanjutan kepada peminatnya, demi menjaga prinsip standardisasi. Baru pada tahun 1991, Indonesia mulai memiliki bisnis franchise lokal setelah berdirinya Asosiasi Franchise Indonesia (AFI).
Keberadaan franchise di Indonesia dipelopori oleh sejumlah usaha. Misalnysa aja Supermarket Trims Mustika Citra, sebuah usaha yang direkomendasikan oleh ILO untuk dijadikan sebagai bisnis franchise, meski akhirnya tutup karena kondisi ekonomi. Dalam bidang kuliner, Es Teler 77 menjadi perusahaan kuliner pertama yang menerapkan sistem franchise. Restoran ini masih eksis hingga kini dan bahkan berekspansi ke Malaysia dan Singapura. Dalam sektor lainnya, terdapat lembaga kursus komputer Widyaloka yang pernah memecahkan rekor MURI, toko kue pernikahan Libra Cake yang selalu aktif berpartisipasi dalam pameran, dan agen properti Homes 21 yang menerapkan sistem multiple listing system.
Peluang bagi masyarakat untuk terlibat dalam bisnis franchise terbuka lebar dengan kebijakan pemerintah yang mewajibkan perusahaan untuk membagi kesempatan kepada mitra franchise setelah mencapai 250 gerai. Industri ini secara nyata terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, menarik minat banyak investor, dan pengusaha karena model bisnisnya yang terbukti berhasil berkat dukungan sistem yang telah mapan.
Keuntungan dan Tantangan
Bisnis waralaba atau franchise merupakan salah satu model usaha yang menawarkan potensi pertumbuhan pesat bagi para pengusaha. Salah satu keunggulan utamanya adalah kecepatan pengembangan bisnis. Dengan membeli hak waralaba, seorang pengusaha tidak perlu lagi memikirkan strategi bisnis dari nol karena semua sudah ditentukan oleh franchisor atau pemilik merek. Keuntungan lain adalah minimnya kebutuhan akan branding atau promosi secara intensif, sebab usaha franchise pada umumnya sudah memiliki merek yang dikenal baik di masyarakat, sehingga lebih mudah menarik konsumen.
Namun, di balik berbagai keuntungannya, bisnis franchise di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan yang signifikan. Pertumbuhan bisnis franchise lokal yang sangat lamban disebabkan oleh beberapa faktor, seperti unsur entrepreneurship yang masih kurang kuat di kalangan masyarakat Indonesia, kurangnya penerapan manajemen dan strategi pemasaran yang baik, orientasi pelaku usaha franchise yang cenderung tergoda oleh kepentingan jangka pendek, dan peran pemerintah yang tidak maksimal dalam melindungi pelaku bisnis ini. Selain itu, tantangan ini juga disebabkan oleh pemahaman masyarakat mengenai bisnis ini secara utuh dan belum merata.
FAQ (Pertanyaan Umum):
- Apa itu bisnis franchise dan mengapa diminati?
Bisnis franchise adalah model usaha yang menawarkan sistem teruji dan merek yang sudah dikenal. Ini diminati karena memungkinkan seseorang memulai usaha dengan risiko yang lebih terukur, karena tidak perlu membangun strategi dari nol dan mereknya sudah dikenal masyarakat.
- Bagaimana sejarah konsep franchise?
Konsep franchise berakar jauh di Abad Pertengahan, di mana bangsawan dan pejabat gereja diberi lisensi untuk menjaga ketertiban atau menarik pajak. Individu lain juga diberi hak untuk mengoperasikan feri atau pasar dengan membayar royalti. Di era modern, Singer (1851) adalah pelopor franchise merek dagang/produk, disusul oleh General Motors (1898), dan Coca-Cola (1899). Perkembangan pesat terjadi setelah tahun 1900-an dengan munculnya banyak franchise terkenal seperti McDonald’s dan KFC.
- Apa saja bentuk-bentuk franchise yang umum saat ini?
Bentuk franchise yang sangat terkenal saat ini meliputi bisnis makanan cepat saji (McDonald’s, Burger King, KFC), kopi (Starbucks), minimarket (7-Eleven), hotel (Holiday Inn), serta industri jasa seperti pusat kebugaran, salon kecantikan, dan penyedia layanan pendidikan.
- Bagaimana sejarah perkembangan franchise di Indonesia?
Sejarah franchise di Indonesia dimulai pada tahun 1970-an dengan masuknya merek asing seperti KFC. Beberapa merek lain seperti Shakey Pizza, 7-Eleven, dan Burger King juga hadir pada masa itu. Franchise lokal baru bermunculan setelah berdirinya Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) pada tahun 1991, dengan pelopornya seperti Es Teler 77.
- Apa keuntungan utama menjalankan bisnis franchise?
Keuntungan utama meliputi kecepatan pengembangan bisnis (strategi sudah teruji), minimnya kebutuhan branding intensif (merek sudah dikenal), dan memiliki rekan bisnis profesional (pemilik perusahaan induk).
Bisnis franchise telah menjadi model usaha yang sangat diminati dan mengalami perkembangan pesat, baik secara global maupun di Indonesia. Akar sejarahnya membentang jauh hingga Abad Pertengahan dan terus berevolusi hingga menjadi sistem modern yang kita kenal saat ini.
Di Indonesia, meskipun awalnya didominasi oleh merek asing, bisnis franchise lokal mulai tumbuh subur sejak tahun 1990-an. Model bisnis ini menawarkan sejumlah keuntungan signifikan, seperti percepatan pengembangan bisnis, minimalnya upaya branding, dan dukungan dari franchisor yang profesional. Namun, tantangan seperti kurangnya jiwa kewirausahaan, lemahnya manajemen dan pemasaran, serta pemahaman yang belum merata masih menjadi hambatan yang perlu diatasi untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan bisnis franchise lokal di Indonesia. Dengan dukungan yang tepat dan edukasi yang menyeluruh, bisnis franchise akan terus menjadi motor penggerak ekonomi yang menjanjikan.