Sejak berdiri pada 1978, PT Jasa Marga (Persero) Tbk telah menjadi penggerak utama dalam pengelolaan jalan tol di Indonesia. Hingga kini, perusahaan milik negara ini mengelola sekitar 76% jaringan jalan tol nasional, dengan lebih dari 531 km ruas aktif di bawah kendalinya.

Sepanjang 2024, Jasa Marga mencatat berbagai capaian membanggakan. Perusahaan ini meraih penghargaan Best Brand Popularity dan Best Commercial Reputation dari ajang The Economics BUMN Forum. Selain itu, ada juga penghargaan sebagai Operator Infrastruktur Emiten Non-Bank dari Bisnis Indonesia Award 2024, serta apresiasi dari Governance, Risk, and Compliance (GRC) & Performance Excellence Award.

Sebagai bagian dari strategi memperkuat pengelolaan jaringan tol, Jasa Marga mulai mengambil alih kendali atas PT Jasamarga Jogja Solo (JMJ), pengelola proyek Tol Solo–Yogyakarta–Bandara NYIA. Proyek yang sebelumnya dikelola bersama PT Adhi Karya ini, kini sepenuhnya berada di bawah kendali operasional Jasa Marga, sebagaimana diberitakan oleh Warta Ekonomi (24/07).

Perubahan ini tidak mengubah struktur kepemilikan saham, tetapi memungkinkan Jasa Marga mengambil keputusan operasional secara mandiri. Tujuannya adalah menyatukan standar layanan, menyederhanakan koordinasi, dan memperkuat kendali perusahaan terhadap ruas-ruas strategis.

Menurut laporan Kilas BUMN Kompas, langkah integrasi ini dianggap krusial untuk mempercepat pengambilan keputusan, meningkatkan efisiensi, dan menyederhanakan proses pengelolaan. Dengan mengelola langsung lebih banyak ruas tol, Jasa Marga dapat menjalankan sistem operasional yang lebih seragam di seluruh jaringan nasional. Langkah ini juga memperkuat posisi Jasa Marga sebagai pemain utama di industri jalan tol, serta membuka peluang lebih besar untuk ekspansi dan inovasi layanan.

Dampak Positif bagi Masyarakat dan Negara

Pengelolaan jalan tol secara terintegrasi oleh Jasa Marga memberikan manfaat nyata bagi para pengguna. Lewat Jasa Marga Tollroad Command Center (JMTC), seluruh jaringan tol dipantau secara real-time. Dengan sistem ini, penanganan kecelakaan atau gangguan lalu lintas bisa dilakukan lebih cepat dan terkoordinasi. Kompas.com bahkan menyebut JMTC sebagai pusat kendali jalan tol berbasis intelligent transportation system (ITS) pertama dan paling lengkap di Indonesia.

Baca juga  Dampak Perang Iran dan Israel terhadap Perekonomian Indonesia

Selain itu, pengguna jalan juga dimudahkan dengan adanya aplikasi Travoy, papan informasi digital atau Dynamic Message Sign (DMS), serta layanan call center bernomor 14080 yang siap memberikan informasi perjalanan. Media Indonesia melaporkan bahwa sistem pembayaran non-tunai yang diterapkan Jasa Marga juga turut mempercepat dan mempermudah proses transaksi di gerbang tol.

Bagi perusahaan sendiri, sistem pengelolaan terpusat ini membuka peluang efisiensi yang besar dan mendukung ekspansi jaringan ke berbagai wilayah baru. Seperti dilansir dari Investing Indonesia, hal ini membantu memperkuat konektivitas antarwilayah dan menjadikan Jasa Marga sebagai pendorong penting pertumbuhan ekonomi nasional.

Dengan begitu, integrasi ini tidak hanya soal kelancaran kendaraan di jalan, tetapi juga tentang bagaimana mempercepat pembangunan dan pemerataan ekonomi di berbagai penjuru Indonesia.