Los Angeles, negara bagian California, Amerika Serikat, menjadi lautan api pada 7 Januari lalu. Hingga 12 Januari 2025, kebakaran ini telah merenggut 16 jiwa dan melahap area seluas 3.127 hektare, setara dengan 40 kali luas Lapangan Monas.
Mengutip detikFinance, kebakaran besar yang melanda Los Angeles diperkirakan menimbulkan kerugian hingga mencapai US$ 135 miliar atau setara dengan Rp 2,2 ribu triliun, mencakup kerusakan pada rumah, properti komersial, dan infrastruktur, serta gangguan aktivitas bisnis dan biaya besar untuk pemadaman kebakaran.
Dalam jangka pendek, kejadian ini mempengaruhi banyak sektor, mulai dari real estate, asuransi, hingga pariwisata, mengingat beberapa wilayah terdampak adalah lokasi populer di Hollywood dan Ventura County.
Untuk pemulihan, dibutuhkan alokasi anggaran besar untuk bantuan kemanusiaan, rehabilitasi infrastruktur, dan peningkatan sistem mitigasi bencana di masa depan. Amerika Serikat juga dihadapkan pada kebutuhan untuk menyeimbangkan penanganan darurat dan implementasi kebijakan lingkungan yang lebih ketat untuk mencegah bencana serupa.
Lesson Learned
Kebakaran Los Angeles menjadi pengingat penting bahwa ancaman bencana alam, terutama yang diperparah oleh perubahan iklim, memiliki dampak luas terhadap stabilitas ekonomi suatu negara. Bencana ini mengajarkan bahwa investasi pada edukasi masyarakat, penguatan kebijakan lingkungan, dan sistem tanggap darurat yang efektif jauh lebih bijak daripada menanggung dampak ekonomi yang besar di masa depan. Apa pelajaran lain yang menurut Anda bisa dipetik dari kejadian ini?