Setelah sempat terhenti akibat pandemi, sektor pariwisata Indonesia kini kembali hidup dan bertumbuh pesat. Wisatawan asing maupun domestik mulai kembali menjelajahi keindahan Nusantara.

Pada Mei 2025, tercatat 1,31 juta wisatawan mancanegara datang ke Indonesia. Angka ini mengalami kenaikan 14,01% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Tak hanya itu, jumlah perjalanan wisata dalam negeri juga melonjak hingga 97,67 juta perjalanan pada Mei 2025, atau tumbuh hampir 18% dibandingkan tahun sebelumnya.

Di tengah geliat pariwisata ini, salah satu sektor yang ikut terdorong naik adalah industri food and beverage (F&B). Dari warung sederhana di tepi jalan hingga restoran mewah di pinggir pantai, semuanya mulai kembali sibuk melayani para pelancong yang datang tak hanya untuk melihat, tetapi juga untuk mencicipi tiap hidangan.

Bukan Sekadar Makanan, tapi Pengalaman

Bagi banyak wisatawan, makanan adalah bagian penting dari pengalaman perjalanan. Mereka tak hanya ingin memotret pemandangan, tapi juga mencicipi kelezatan lokal yang tak bisa ditemukan di tempat lain. Inilah mengapa bisnis kuliner di lokasi wisata menjadi begitu menjanjikan.

Di tempat-tempat seperti Bali, Labuan Bajo, dan Danau Toba, pelaku usaha kuliner melaporkan lonjakan omset selama musim liburan. Banyak di antara mereka yang akhirnya membuka cabang baru, memperkaya menu dengan hidangan khas daerah, hingga memperkuat kehadirannya dalam ranah digital melalui media sosial dan layanan pesan-antar.

Tak hanya itu, tumbuhnya bisnis F&B juga membawa dampak luas ke sektor lain. Mulai dari pertanian sebagai penyedia bahan baku, logistik sebagai penghubung, hingga pemasaran digital yang mengemas cerita di balik setiap sajian.

Contoh Usaha Kuliner yang Ramai Dikunjungi

Di tengah meningkatnya jumlah wisatawan, berbagai jenis usaha kuliner tumbuh dengan pesat, khususnya yang mampu memadukan cita rasa lokal dengan pengalaman yang berbeda. Warung makan tradisional tetap menjadi pilihan utama, seperti sajian ikan bakar di Labuan Bajo atau hidangan khas Batak di kawasan Danau Toba. Sementara itu, kafe tematik dan rooftop café menarik minat pengunjung berkat pemandangan menawan yang mendampingi sajian mereka. 

Bagi wisatawan yang dinamis, jajanan kaki lima dan food truck menjadi alternatif yang praktis dan menggoda selera. Di sisi lain, kedai kopi yang menyajikan kopi asli Indonesia seperti Toraja atau Gayo menjadi tempat ideal untuk bersantai sekaligus mencicipi kekayaan rasa lokal. Menambah daya tarik, beberapa restoran juga menawarkan atraksi seperti live cooking atau demonstrasi memasak, yang menjadikan pengalaman bersantap lebih menyenangkan dan interaktif. 

Baca juga  Subsidi Motor Listrik 2025 Berlanjut dengan Skema Baru

Pemerintah Ikut Dorong Pertumbuhan F&B di Sektor Pariwisata

Pemerintah terus mendorong sektor food and beverage (F&B) sebagai bagian utama pengembangan pariwisata nasional. Inisiatif yang dijalankan mencakup festival kuliner berbasis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pendampingan digital, akses pembiayaan, serta sertifikasi produk.

Di Jawa Tengah, Gubernur Ahmad Luthfi membuka Zilenial Jateng Fest pada 22 Maret 2025 di Salatiga, yang mengajak anak muda mengadakan festival kuliner UMKM di 35 kabupaten/kota. Menurutnya, event ini bisa mendongkrak pendapatan UMKM karena semakin banyak calon pembeli yang hadir. Ia juga menginformasikan bahwa Bank Jateng bersedia memberi kemudahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi UMKM.

Di Bandung, Pemkot menggelar Festival Kuliner dan Sentra Industri 2025 di Cihampelas Walk. Wali Kota Muhammad Farhan menyampaikan bahwa pihaknya memberi diskon retribusi pajak untuk penyelenggaraan event sekali jalan, sekaligus memperkenalkan brand baru Bandung sebagai ibu kota Asia Afrika 2025. Ia menegaskan bahwa festival akan diperbanyak agar ekonomi terus berputar.

Di Jayapura, Pemerintah Kota melalui Dinas Pariwisata rutin menggelar Irian Creative Week dan Baku Timba Fest, yang disebut berhasil meningkatkan omzet UMKM hingga 75 persen, dengan total transaksi mencapai Rp30 miliar dalam satu gelaran.

Dari sisi kementerian, Kementerian BUMN mengadakan Festival Jelajah Kuliner Nusantara di delapan kota besar. Staf Ahli Menteri BUMN, Loto Srinaita Ginting, menyebut bahwa festival ini memperluas pasar produk UMKM makanan dan minuman sekaligus mendorong mereka naik kelas. Semua langkah ini dirancang untuk memastikan pelaku F&B lokal mampu bersaing dan tumbuh bersama sektor pariwisata yang terus berkembang.