Setelah tren YOLO (You Only Live Once) yang mengutamakan pengalaman dibanding masa depan, kini muncul istilah YONO (You Only Need One). Jika YOLO berfokus pada eksplorasi, YONO menekankan keberlanjutan masa depan dengan hanya memilih hal-hal yang benar-benar esensial. YONO mencerminkan gaya hidup minimalis yang mengutamakan kualitas dan mengurangi pemborosan. Lebih jelasnya mari kita simak penjelasan dalam tabel berikut ini:
PERBEDAAN | YOLO | YONO |
FILOSOFI | Menekankan pada pengalaman hidup tanpa penyesalan, sering kali dengan fokus pada kesenangan jangka pendek dan eksplorasi. | Berfokus pada kesederhanaan, efisiensi, dan keberlanjutan, dengan keyakinan bahwa satu hal yang berkualitas dibanding kuantitasnya. |
PRINSIP UTAMA | Memaksimalkan kesempatan, mencoba hal baru, dan mengejar kenikmatan hidup sebelum terlambat. | Mendorong individu untuk menghargai pilihan yang terukur, memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan, dan mengurangi pemborosan. |
CONTOH | Membeli barang mewah, bepergian ke destinasi eksotis, atau mengambil risiko besar tanpa terlalu memikirkan dampaknya | Membeli barang berkualitas tinggi untuk penggunaan jangka panjang, memilih gaya hidup minimalis, atau mengurangi konsumsi yang tidak diperlukan. |
YOLO dan YONO dalam Perspektif Lean
PERBEDAAN | YOLO | YONO |
KELEBIHAN | Mendorong eksplorasi dan kreativitas yang dapat membuka peluang baru. | Sejalan dengan prinsip Lean, terutama dalam hal mengurangi pemborosan dan memaksimalkan nilai dari setiap keputusan. |
KEKURANGAN | Potensi pemborosan (waste) tinggi karena keputusan sering diambil tanpa pertimbangan jangka panjang. | Mungkin dianggap terlalu restriktif atau kurang fleksibel untuk beberapa individu. |
ANALOGI LEAN | Tidak sejalan dengan prinsip Lean karena cenderung menghasilkan “overproduction” (konsumsi berlebihan) dan “overprocessing” (aktivitas yang tidak perlu). | Mewakili prinsip efisiensi dan keberlanjutan, seperti Just-In-Time dan Respect for Resources. |
Menjadi Super Organisasi dengan Prinsip YONO dan LEAN
Filosofi YONO (You Only Need One) selaras dengan prinsip Lean yang menekankan efisiensi, pengurangan pemborosan, dan fokus pada nilai tambah. Berikut adalah tips sukses menjadi tim YONO dengan menerapkan prinsip Lean di perusahaan:
1. Mengurangi Pemborosan (Waste Reduction)
Filosofi YONO membantu perusahaan fokus hanya pada proses, produk, atau layanan yang benar-benar memberikan nilai bagi pelanggan. Dalam Lean, hal ini dikenal sebagai eliminasi waste atau pemborosan, seperti:
- Overproduction (produksi berlebihan)
- Overprocessing (proses yang tidak perlu)
- Inventory (stok berlebih)
Contohnya yaitu dengan mengoptimalkan produksi berdasarkan kebutuhan aktual pelanggan untuk menghindari stok barang yang tidak terjual.
2. Fokus pada Kualitas daripada Kuantitas
YONO mengedepankan prinsip “satu yang terbaik” yang sejalan dengan tujuan Lean untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan. Perusahaan dapat mengurangi variasi yang tidak perlu dan memastikan setiap produk atau proses memenuhi standar kualitas tinggi.
3. Mengutamakan Efisiensi Proses
YONO mendorong penggunaan sumber daya secara optimal, baik dalam waktu, tenaga kerja, maupun material. Prinsip ini mendukung perusahaan dalam menciptakan proses yang ramping dan bebas dari aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah. Dalam Lean kita implementasikan Just-In-Time (JIT) untuk memastikan bahan baku hanya tersedia saat diperlukan, mengurangi biaya penyimpanan