Dalam beberapa waktu terakhir, mobil buatan China semakin terlihat mendominasi pasar otomotif Indonesia. Fenomena ini semakin mencolok sejak 2024, dengan jumlah kendaraan asal Tiongkok yang terus bertambah di jalanan tanah air. Terutama di segmen kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV), kehadiran mereka sangat terasa. Menurut laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip oleh Katadata.co.id, mobil China menguasai sekitar 90% pangsa pasar EV di Indonesia pada kuartal pertama 2025.

Mobil China, Mengapa Semakin Diminati?

Tingginya minat terhadap mobil China tidak terjadi tanpa alasan. Salah satu faktor utama adalah harga yang sangat kompetitif dibandingkan merek Jepang, Korea, atau Eropa. Walau lebih terjangkau, mobil China hadir dengan fitur dan teknologi yang tak kalah canggih, seperti layar sentuh besar, kamera 360 derajat, sistem infotainment modern, hingga teknologi EV dan hybrid generasi baru.

Selain itu, dukungan dari pemerintah Indonesia turut memperkuat penetrasi pasar. Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, insentif kendaraan listrik dan kebijakan pengurangan tarif impor suku cadang otomotif menjadi pemicu tumbuhnya merek-merek baru, khususnya dari China.

Untuk bersaing dengan merek-merek yang lebih dulu mapan, produsen China mengandalkan sejumlah strategi. Selain menawarkan harga kompetitif, mereka menyesuaikan produk dengan kebutuhan lokal, seperti ground clearance tinggi dan sistem pendingin udara yang cocok untuk iklim tropis. Mereka juga aktif berpromosi melalui pameran otomotif, serta memanfaatkan insentif pemerintah dengan maksimal.

Beberapa merek mobil China kini semakin dikenal masyarakat Indonesia. BYD menjadi pemimpin pasar EV lewat model seperti Sealion 7 dan submerek premium Denza. Chery menunjukkan performa stabil melalui lini seperti Chery J6. Wuling, yang sudah lebih dulu hadir, tetap populer di segmen mobil listrik dan konvensional. Tak ketinggalan GAC Aion, yang bersiap menghadirkan MPV Plug-in Hybrid di Indonesia.

Baca juga  Lazada Kembangkan Bisnis dengan Memanfaatkan Artificial Intelligence

Dampak Positif dan Negatif

Kehadiran mobil China membawa berbagai dampak positif. Konsumen kini memiliki lebih banyak pilihan kendaraan dengan harga terjangkau dan teknologi mutakhir. Selain itu, adopsi kendaraan listrik pun meningkat, mendorong transisi menuju mobilitas yang lebih ramah lingkungan.

Namun, tantangan juga muncul. Merek Jepang dan Eropa mulai merasakan tekanan, terutama di segmen EV. Di sisi lain, masih ada kekhawatiran terkait daya tahan jangka panjang dan layanan purna jual. Ketergantungan pada produk impor juga menjadi risiko tersendiri jika terjadi perubahan kebijakan perdagangan global.