Hangry, sebuah nama yang tak asing lagi di telinga Generasi Z, telah menjadi fenomena dalam industri kuliner daring di Indonesia. Di balik kesuksesan platform cloud kitchen dan restoran offline ini, terdapat sosok visioner bernama Abraham Viktor. Ia adalah pendiri Hangry yang berhasil mengubah konsep makanan pesan antar menjadi sebuah kerajaan kuliner multi-jenama yang inovatif. Berkat kepiawaiannya, nama Abraham Viktor bersama rekannya, Robin Tan, bahkan sukses masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 untuk kategori Retail dan Consumer di tahun 2021.
Riwayat hidup
Lahir dari keluarga akuntan, Abraham Viktor, atau akrab disapa Bram, sempat menimba ilmu di bidang Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Pendidikan ini merupakan saran dari orang tuanya. Namun, seiring waktu, Bram menyadari bahwa jiwanya lebih tertambat pada dunia entrepreneurship. Ia memiliki hasrat besar untuk membangun bisnis yang tidak hanya inovatif, tetapi juga mampu mengembangkan sumber daya manusia. Ketertarikan mendalamnya terhadap dunia kuliner mendorongnya untuk mendirikan PT Modular Kuliner Indonesia, yang kini dikenal sebagai Hangry, sebuah startup kuliner multi-jenama pertama di Indonesia yang berbasis teknologi.
Sebelum mendirikan Hangry di tahun 2019, Abraham Viktor telah mengukir segudang pengalaman yang beragam. Pada tahun 2011, ia pernah menjabat sebagai Summer Equity Analyst di PT PANIN Asset Management. Di tahun yang sama, ia juga menjadi Co-Founder Kayafood, sebuah produsen roti dan selai. Tak berhenti di situ, Bram kembali menjadi Co-Founder Ixacon, perusahaan baja ringan, di tahun 2012. Setahun kemudian, pada 2013, ia dikenal sebagai Analyst di The Boston Consulting Group. Lalu pada 2014, ia didapuk menjadi Investment Banking Analyst untuk Nomura. Perjalanan kariernya berlanjut sebagai Co-Founder dan Chief Evangelist Taralite di tahun 2015, dan pada 2018 ia menjabat sebagai Head of Special Projects OVO (PT Visionet Internasional).
Merintis Hangry
Hangry sendiri dirintis oleh tiga rekanan: Abraham Viktor, Andreas Resha, dan Robin Tan pada tahun 2019. Mereka meluncurkan aplikasi ini dengan tujuan mempermudah pelanggan dalam memesan sajian dari berbagai jenama di bawah naungan Hangry secara cepat dan praktis. Meskipun demikian, menu-menu Hangry juga dapat dipesan melalui aplikasi lain seperti GrabFood dan GoFood.
Hangry menawarkan beragam menu menarik, mulai dari minuman Kopi Dari Pada, ayam goreng khas Korea (Moon Chicken), ayam geprek (Ayam Koplo), hingga masakan ala Jepang (San Gyu). Harga yang ditawarkan bervariasi dari Rp15.000 hingga Rp70.000 per porsi. Konsep awal Hangry adalah cloud kitchen, di mana pembeli hanya bisa memesan secara online dan tidak bisa makan di tempat. Seiring perkembangannya, Hangry kini telah memperluas layanannya dengan memperkenalkan restoran offline dan mengakuisisi Accha, pionir makanan cepat saji khas India pada tahun 2021. Akuisisi ini bukan tanpa cerita, Accha awalnya melihat Hangry sebagai pesaing sebelum akhirnya menyadari kesamaan visi dan misi. Peleburan ini, dengan dana ratusan miliar rupiah, juga diharapkan melahirkan produk kolaborasi lainnya. Dengan lebih dari 70 gerai, pendapatan Hangry terus bertumbuh hingga lebih dari 23 kali lipat, serta berhasil menjual lebih dari 10 juta porsi minuman maupun makanan antara tahun 2019 dan 2021. Hangry menargetkan penambahan 120 outlet di wilayah Jabodetabek, Medan, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Makassar, serta berencana menggandeng sejumlah jenama lainnya untuk memperkaya ragam produk di restoran offline mereka.
Strategi pemasaran Hangry, khususnya Ayam Koplo, memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan TikTok. Meskipun penelitian menunjukkan bahwa strategi ini belum mencapai tahap brand recall dan top of mind, Hangry tetap menunjukkan peningkatan brand awareness yang terlihat dari jumlah pengikut di TikTok dan media impression di Instagram dari Januari hingga Maret 2023.
Hangry juga memanfaatkan platform pengantar makanan online untuk memperluas jangkauan pasar dan memberikan rekomendasi menu serta promo menarik. Proyeksi Abraham Viktor dalam mempertahankan Hangry di masa depan dapat dilihat dari upaya peningkatan strategi pemasaran digital, dengan fokus pada tren terkini di media sosial dan pemanfaatan fitur iklan yang lebih optimal. Hal ini bertujuan untuk mencapai tahap brand recall dan top of mind, sehingga Ayam Koplo dan merek-merek Hangry lainnya dapat menjadi pilihan utama konsumen.
Kiat-kiat dari Abraham Viktor
Dalam merintis Hangry, Abraham Viktor menerapkan beberapa kiat sukses. Ia menekankan pentingnya langsung mengeksekusi ide tanpa terlalu banyak overthinking, agar ide tidak menjadi usang. Menentukan skala bisnis yang hendak dicapai juga krusial, berfungsi sebagai peta petunjuk arah bagi kemajuan bisnis dan penyesuaian modal.
Di tengah persaingan ketat, belajar serba cepat dan beradaptasi dengan kegagalan menjadi kunci untuk terus maju. Terakhir, menguasai seluruh segmen pasar secara keseluruhan adalah fondasi penting dalam bisnis kuliner. Dengan memastikan produk dapat dinikmati oleh berbagai kalangan dan usia, Hangry berusaha untuk menyajikan makanan berkualitas bagi berbagai orang.
Ke depannya, Hangry memiliki ambisi besar untuk terus bertumbuh menjadi perusahaan makanan dan minuman terbesar di Indonesia pada tahun 2025, bahkan menembus pasar global di tahun 2030. Untuk mewujudkan hal tersebut, Hangry telah menerima kucuran dana yang signifikan. Pada tahun 2020, mereka mendapatkan pendanaan institusional pertama sebesar Rp43 miliar dari Sequoia Capital dan Alpha JWC Ventures. Alpha JWC Ventures kembali berinvestasi melalui pendanaan seri A di bulan Mei 2021 dengan nominal sekitar Rp204,7 miliar. Pada April 2022, Hangry kembali mendapatkan dana segar senilai 22 juta Dollar AS (sekitar Rp316 miliar) untuk mengoptimalkan pertumbuhan bisnisnya. Dengan valuasi perusahaan yang kini mendekati 150 juta Dollar AS, Hangry telah menyandang status centaur dan berpotensi besar untuk segera mencapai status unicorn. Penambahan jenama baru akan selalu menjadi sasaran Hangry, sejalan dengan konsep perusahaan multi-jenama dan multi-kanal. Dengan dukungan dari investor ulung, Abraham Viktor dan timnya optimis ambisi besar mereka akan segera terwujud.
FAQ (Pertanyaan Umum):
- Pengalaman apa saja yang dimiliki Abraham Viktor sebelum mendirikan Hangry?
Abraham Viktor memiliki beragam pengalaman, termasuk sebagai Summer Equity Analyst di PT PANIN Asset Management, Co-Founder Kayafood dan Ixacon, Analyst di The Boston Consulting Group, Investment Banking Analyst untuk Nomura, Co-Founder dan Chief Evangelist Taralite, serta Head of Special Projects OVO.
- Apa konsep awal Hangry?
Konsep awal Hangry adalah cloud kitchen, di mana pembeli hanya bisa memesan secara online.
- Jenama kuliner apa saja yang ada di bawah naungan Hangry?
Hangry menawarkan beragam jenama seperti Kopi Dari Pada, Moon Chicken, Ayam Koplo, dan San Gyu.
- Bagaimana strategi pemasaran Hangry?
Hangry memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan TikTok, serta platform pengantar makanan online untuk memperluas jangkauan pasar, memberikan rekomendasi menu, dan promo menarik.
- Apa ambisi masa depan Hangry?
Hangry memiliki ambisi besar untuk menjadi perusahaan makanan dan minuman terbesar di Indonesia pada tahun 2025 dan menembus pasar global di tahun 2030, dengan terus menambah jenama baru dan mengoptimalkan pertumbuhan bisnis.
Kisah Abraham Viktor dan Hangry adalah contoh inspiratif tentang bagaimana visi, keberanian, dan adaptasi cepat dapat mengubah ide sederhana menjadi kerajaan kuliner yang inovatif. Berbekal pengalaman beragam dan hasrat entrepreneurship yang kuat, Abraham Viktor berhasil mendirikan Hangry pada tahun 2019 bersama dua rekannya. Meskipun awalnya berkonsep cloud kitchen, Hangry dengan cepat berinovasi, memperluas layanan ke restoran offline, dan bahkan mengakuisisi jenama lain seperti Accha, menunjukkan kemampuan adaptasi dan strategi bisnis yang cerdas.
Hangry tidak hanya menawarkan berbagai pilihan kuliner melalui konsep multi-jenamanya, tetapi juga aktif memanfaatkan strategi pemasaran digital dan terus berupaya memperluas jangkauan pasarnya. Dengan dukungan pendanaan besar dan status centaur yang mendekati unicorn, Hangry memiliki ambisi besar untuk mendominasi pasar makanan dan minuman di Indonesia dan menembus pasar global.