SHIFT SSCX Kereta cepat

Langkah pemerintah pusat, lewat Kementerian Perhubungan, yang menjadikan kereta api sebagai ikon transportasi nasional menjadi pemicu bagi pengembangan kereta api Indonesia.

Rencananya, perjalanan kereta cepat rute Jakarta – Bandung ini hanya di tempuh dalam waktu setengah jam. Hal ini bisa terwujud karena saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat sedang melakukan kerjasama dengan negara Jepang untuk membuat proyek kereta api cepat atau High Speed Railway Project.

Dari keterangan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat seperti dikutip targettabloid.co.id, pihaknya sedang melakukan konsultasi dengan beberapa konsultan perencanaan dari JICA (Japan International Cooperation Agency).

Ternyata, dalam prosesnya, rencana pemerintah mengoperasikan kereta cepat Jakarta – Bandung ini juga menuai pro dan kontra di masyarakat, baik dari pihak pemerintah sendiri maupun dari pengamat yang berasal dari organisasi masyarakat.

Lebih baik bangun kereta di luar Jawa dibanding KA super cepat

Dalam Refleksi Tiga Tahun Pelaksanaan MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) di Jakarta, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Ignasius Jonan mengungkapkan, KAI cenderung mengembangkan di pulau-pulau besar di luar Jawa, dibandingkan membangun kereta super cepat.

Jonan menilai bahwa pembangunan infrastruktur masih sangat luas, sehingga kesempatan pun masih banyak tersedia. “Dalam perkeretaapian masih cenderung di Trans-Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. (Jalurnya) antara 20.000 sampai 25.000 km. Ini lebih baik dijalankan dulu daripada high speed train Jakarta – Bandung,” ujarnya seperti dikutip Kompas.com.

Menurut Jonan, sebagai operator, PT KAI berusaha memanfaatkan semaksimal mungkin pengembangan yang sudah ada dan tengah dikerjakan. Sebagai contoh, pembangunan double track.

Menurut Jonan, double track atau jalur ganda, sudah terbukti meningkatkan kapasitas pengiriman barang. Dengan kata lain, roda ekonomi pun bergulir lebih efektif.

Baca juga  Antara Lean dan Agile, Mana yang Lebih Efektif di Masa Kini?

“Double track lintas utara, kapasitasnya meningkat. Operasi lebaran kami, pertama kali angkutan barang tidak berhenti. Kalau nanti pemerintah bangun lagi lintas selatan tentu kapasitas angkut kereta api semakin besar,” katanya.

Kereta cepat Jakarta-Bandung sebuah kesia-siaan

Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Darmaningtyas menuturkan, jalur shinkanzen tersebut tidak perlu dibangun, karena sudah ada jalur kereta api yang dibuat oleh Pemerintah Belanda. Sehingga, ia menilai proyek kereta api cepat sebagai bentuk kesia-siaan.

“Kereta api super cepat akan mematikan jalur kereta api yang ada dan jalan tol itu. Itu kemubadziran. Lebih baik dana yang ada untuk membangun infrastruktur transportasi di luar Jawa saja,” katanya.

Bahkan, Darmaningtyas menambahkan, jika pemerintah ingin meningkatkan kapasitas jalur peninggalan Belanda, lebih baik dibuat jalur ganda di koridor yang memungkinkan. Atau,lanjutnya dibuat tanggul-tanggul penyangga di jembatan-jembatan rel yang curam.

“Kalau Jakarta – Bandung, terus rel eksisting yang dibangun Belanda itu mau diapain? Kalau pun selisih 1 jam perjalanan, apa sih keuntungannya?” lanjutnya.

Kereta cepat lebih relevan di bangun di Sumatera

Ketua masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parakesit, menilai, kereta cepat lebih baik dibangun di Sumatera dari pada di Jawa.

Proyek pembangunan kereta cepat itu memang ditentang Dirut PT KAI Ignasius Jonan namun, Menteri Perhubungan E.E Mangindaan mengatakan, pihaknya akan tetap melanjutkan proyek “shinkansen” tersebut.

“KA Jakarta – Bandung jalan terus. Nanti bahkan akan juga ada KA cepat Jakarta – Surabaya,” ujar E.E Mangindaan di Jakarta, Rabu seperti dikutip Kompas.com.

Sementara Danang mengatakan kalau berbicara jangka panjang maka speed rail lebih relevan di Sumatera di banding di Jawa. “Karena Sumatera kan the next Jawa,” ujar Danang di Jakarta.

Baca juga  6 Langkah Lakukan Improvement dengan Metode Lean

Danang mengatakan, Sumatera akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi nasional dalam kurun watu 5 sampai 10 tahun lagi. Sementara itu menurut dia, pembangunan kereta api cepat di Jawa sebenarnya hanya melepaskan beban Jakarta. Pasalnya, Jakarta sampai saat ini masih menjadi pusat ekonomi nasional.

***

Meski demikian, proyek kereta cepat di Jakarta – Bandung ini tetap akan dijalankan. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Perhubungan E.E Mangindaan. “KA Jakarta – Bandung jalan terus. Nanti bahkan akan ada juga KA cepat Jakarta – Surabaya,” ujar E.E Mangindaan di Jakarta.

Menhub mengatakan, saat ini proyek kereta cepat Jakarta – Bandung masih dalam tahap studi kelayakan yang dilakukan oleh pihak Jepang.

Sementara untuk kereta cepat Jakarta – Surabaya, Mangindaan mengatakan, nantinya pembangunan rel akan dilakukan di atas double track yang ada sekarang ini. Menurut dia, dengan cara itu maka tidak akan ada pembebasan lahan untuk proyek tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah Indonesia menerima dana hibah dari Pemerintah Jepang sebesar 15 juta dolar AS untuk studi kelayakan proyek Shinkansen Jakarta – Bandung. Studi kelayakan ini berlangsung dua tahap.

Perkiraan awal, proyek kereta cepat ini akan membutuhkan investasi hingga Rp 56 triliun. Dana tersebut termasuk untuk membangun jalur kereta sepanjang 133 kilometer dan pengadaan kereta cepatnya.***

Dari berbagai sumber

Bagaimana menurut anda, apakah anda setuju dengan pemerintah untuk membangun kereta cepat di Jawa Barat ataukah memang lebih baik pemerintah meningkatkan pembangunan infrastruktur di luar pulau Jawa?

Utarakan pendapat anda di kolom “Leave a Reply” di bawah.