Jika perusahaan mendapatkan tuntutan terkait kepuasan pelanggan, menurut Anda mana metode yang lebih efektif untuk digunakan: lean atau agile? 

Excellent people, Lean dan Agile adalah dua filosofi yang populer digunakan dalam bisnis. Kedua metode tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu memberikan nilai tambah kepada pelanggan atau pengguna akhir. Keduanya sama-sama berfokus pada perbaikan proses bisnis dan peningkatan efisiensi. Mereka juga mengedepankan pola pikir perbaikan terus-menerus dan kolaborasi tim yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi. 

Namun meskipun memiliki beberapa persamaan, juga terdapat beberapa perbedaan antara keduanya. Perbedaan utama antara Lean dan Agile adalah cara mereka mencapai tujuan tersebut. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan SHIFT Indonesia berikut ini.

Sejarah 

Artikel di McKinsey menyebut bahwa manajemen lean telah membantu organisasi menciptakan nilai selama lebih dari 70 tahun. Dimulai pada tahun 1940-an dengan Toyota Production System, lean telah menyebar dari industri baik manufaktur dan non-manufaktur ke hampir setiap departemen dan fungsi di perusahaan, pemerintah, dan lembaga non-pemerintah di seluruh dunia. 

Organisasi lean berusaha untuk mengidentifikasi dan menghilangkan aktivitas yang tidak memberi nilai tambah untuk pelanggan atau pengguna akhir. Analisis sistematis dari proses dan value stream dimanfaatkan (secara bersamaan) untuk mengurangi pemborosan, meningkatkan kepuasan pelanggan, kinerja dalam pengendalian biaya, kualitas produk, dan keterlibatan karyawan. Selain itu, metode lean juga menerapkan pola pikir perbaikan terus-menerus (continuous improvement) dan proses kerja yang fleksibel di mana semua karyawan dapat memberikan ide atau saran baru, sehingga organisasi menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Terlepas dari tugas-tugas yang tidak memberi nilai tambah, orang-orang akan lebih fokus pada kebutuhan pelanggan. 

Baca juga  Ingin Organisasi Inovatif? 3 Landasan Ini Wajib Ada Loh

Sementara agile adalah metode pengembangan perangkat lunak yang muncul di tahun 1990-an, dan berkembang pesat setelah Agile Manifesto dirilis pada tahun 2001. Selama dekade terakhir, agile digunakan oleh industri lain bahkan industri pertambangan dan minyak dan gas.

Fokus

Lean fokus pada pengiriman produk dengan kualitas yang tinggi, tepat waktu, dan dengan biaya yang rendah, agile lebih fokus pada memberikan nilai bisnis yang cepat dan responsif terhadap perubahan.

Lean yang berfokus pada eliminasi pemborosan menjadi upaya perusahaan dalam mengurangi waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk, layanan, atau proses tertentu. Lean juga menekankan pada penggunaan metrik dan analisis data untuk memantau dan meningkatkan kinerja bisnis. Sementara agile berfokus pada adaptabilitas dan kolaborasi dalam pengembangan produk perangkat lunak, selalu menekankan agar tim bekerja bersama untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan cara iteratif dan inkremental. Agile menempatkan fokus yang lebih besar pada kebutuhan pelanggan, dengan tujuan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan benar-benar memenuhi kebutuhan pelanggan.

Proses 

Lean biasanya diterapkan pada proses yang berulang dan dapat diprediksi, dan bertujuan untuk meningkatkan proses agar menghasilkan produk yang lebih baik. Lean menggunakan proses terstruktur dan analisis proses yang sistematis untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan yang ada. Sementara agile menggunakan pendekatan yang lebih fleksibel, mengandalkan pengembangan produk atau layanan yang berulang-ulang dengan siklus pengembangan yang cepat agar perusahaan dapat segera menyesuaikan diri dengan perubahan.

Skala Proyek 

Lean lebih cocok digunakan untuk proyek-proyek yang memerlukan struktur dan standarisasi yang ketat juga proyek-proyek yang berukuran besar dan kompleks. Sementara agile lebih cocok digunakan untuk proyek-proyek yang memerlukan fleksibilitas dan adaptabilitas yang tinggi untuk proyek-proyek yang lebih kecil dan lebih fleksibel. Oleh karena itu, tim dalam proyek lean juga terstruktur dan hierarkis, sementara agile memiliki tim yang lebih kolaboratif dan fleksibel.

Baca juga  Siklus Lima Langkah untuk Transformasi Perusahaan

Iterasi

Agile menggunakan pendekatan iteratif, dimana produk dikembangkan dalam iterasi kecil dan sering kali diuji dan divalidasi dengan pelanggan secara terus menerus, sementara lean lebih fokus pada pengembangan produk dalam siklus yang lebih panjang dan terstruktur.

Nah excellent people, meskipun terdapat perbedaan antara Lean dan Agile, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan efisiensi dan memberikan nilai tambah kepada pelanggan. Untuk menjawab lean atau agile yang harus Anda pilih, saran kami adalah pilihlah metode manajemen yang tepat dengan mempertimbangkan konteks dan kebutuhan organisasi Anda. Lalu bagaimana jika kedua metode ini dikolaborasikan, apakah mungkin? Temukan jawabannya di artikel SHIFT Indonesia berikutnya ya!

Sumber: mckinsey, planet-lean, shiftindonesia